Logo ABC

Cerita Warga RI Pilih Jadi Sopir Bus di Australia

Charles mengatakan bahwa bekerja apapun di Australia bisa bertahan asalkan kerja penuh waktu.
Charles mengatakan bahwa bekerja apapun di Australia bisa bertahan asalkan kerja penuh waktu.
Sumber :
  • abc

"Pertama saja ketika masa pelatihan kita harus hafal jalan selama dua bulan tapi setelah itu tidak ada yang dipikirkan lagi saat bekerja," kata Charles yang kini sudah memegang 30 rute perjalanan dan 20 rute antar jemput sekolah itu.

"Kalau koki pulang harus memikirkan apa yang harus dipersiapkan besok. Kalau jadi sopir bus tidak. Selesai kerja tidak ada lagi yang dipikirkan."

Ia pun tidak menyesalkan pendapatan yang bisa mencapai $AUD 100,000 (Rp 955 juta rupiah) per tahunnya sebagai sopir bus.

Charles mengatakan, besarnya angka pendapatan itu pada umumnya adalah pendapatan sopir bus yang suka mengambil waktu lembur untuk mendapatkan penghasilan lebih seperti dirinya sendiri.
"Gaji per jam (rate) [menjadi sopir bus] lebih bagus dibandingkan kerja di dapur. Kalau ditawari bekerja melebihi waktu, ratenya jadi dua kali lipat."

Tantangan di jalan

Walau memberikan pendapatan sebesar $AUD 80 ribu (Rp 764 juta) per tahunnya, pekerjaan ini memberikan tantangan tersendiri bagi Rita Gunawan ibu yang memiliki dua orang anak tersebut.

Tantangan ini muncul terutama pada masa awal bekerja di mana ia harus menyesuaikan diri dengan teknik mengemudi bus sebagai sebuah kendaraan besar.

"Menjadi sopir bus paling susah adalah saat awal di mana harus punya mental yang besar membawa kendaraan berat," kata perempuan berusia 39 tahun itu.

"Dan melatih kemampuan kami memutar di roundabout, belok di sudut yang sempit, parkir mundur dan mengendalikan rem supaya bisa berhenti tepat waktu tanpa membuat penumpang terjatuh."