Janji dan Target Jokowi di Pidato Kenegaraan 16 Agustus 2019

Presiden Jokowi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 dan Nota Keuangan di Gedung MPR-DPR, Jumat, 16 Agustus 2019 mengungkapkan sejumlah keberhasilan ekonomi yang dicapai pemerintahnya. Selain itu, dia juga membeberkan target yang akan dicapai pada 2020 mendatang.

Presiden Prabowo Dinilai Bisa Lakukan Ini soal PPN Jadi 12 Persen pada 2025

Jokowi bilang perekonomian Indonesia selama lima tahun ini menggembirakan di tengah gejolak perekonomian global. Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia naik dari 4,88 persen pada 2015 menjadi 5,17 persen pada 2018, dan pada paruh pertama tahun ini tercatat 5,06 persen.

Sejalan dengan itu, angka pengangguran pun ikut menyusut menjadi 5,01 persen pada Februari tahun ini dibanding Februari 2015 yang tercatat 5,8 persen. Jumlah penduduk miskin juga berkurang dari 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi 9,41 persen pada Maret 2019. Angka ini merupakan yang terendah dalam sejarah Indonesia.  

Ombudsman Usul Bansos Tak Boleh Lagi Berbentuk Beras atau Uang 

Di samping capaian positif tersebut, Jokowi memasang sejumlah target pada tahun depan, dari mengurangi angka kemiskinan hingga menjanjikan tunjangan hari raya (THR) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berikut ini, beberapa target tersebut.

Asumsi ekonomi makro

BNN Sebut Bandar Jadikan Kemiskinan sebagai Alat Rayu ke Masyarakat agar Mau Edarkan Narkoba

Pertumbuhan ekonomi ditargetkan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.400 per US$, sedangkan suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan di tingkat 5,4 persen pada 2020.

Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar US$65 per barel. Target lifting minyak dan gas bumi masing-masing sebesar 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari.

Defisit anggaran turun

Defisit anggaran tahun 2020 direncanakan sebesar 1,76 persen dari PDB, atau sebesar Rp307,2 triliun. Angka ini turun dibanding tahun 2015 sebesar 2,59 persen terhadap PDB dan proyeksi 1,93 persen pada 2019. Sementara pendapatan negara dan hibah ditarget sebesar Rp2.221,5 triliun, serta belanja negara sebesar Rp2.528,8 triliun.

Kemiskinan dan pengangguran turun

Jokowi menargetkan penggangguran menurun 4,8-5,1 persen dan tingkat kemiskinan bisa berkurang menjadi 8,5-9 persen pada tahun 2020. Sementara, ketimpangan susut di kisaran 0,375 sampai 0,380. Sementara pemerintah optimistis pembangunan kualitas manusia dapat terus ditingkatkan dengan target IPM mencapai 72,51 pada tahun 2020.

Gaji ke-13 dan THR

Pemerintah tetap memperhatikan kesejahteraan aparatur negara, dengan mempertahankan kebijakan penggajian yang sudah ada melalui pemberian gaji dan pensiun ke-13 serta THR. Pemerintah pun menyiapkan reformasi skema program pensiun dan Jaminan Hari Tua (JHT) untuk aparatur negara. Selain itu, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk penghasilan tetap perangkat desa agar kinerja dan kualitas pelayanan penyelenggaraan Pemerintahan Desa meningkat. Selain itu, telah dialokasikan juga anggaran untuk penggajian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk mendukung pembiayaan dari APBD.

Anggaran pendidikan naik

Pada tahun 2020, anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp505,8 triliun, atau meningkat 29,6 persen, dibandingkan realisasi anggaran pendidikan di tahun 2015 yang sekitar Rp390,3 triliun. Dengan anggaran pendidikan yang meningkat diharapkan tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal.

Menambah anggaran kesehatan

Untuk memperkuat layanan kesehatan pada tahun 2020, pemerintah mengalokasikan Rp132,2 triliun untuk anggaran kesehatan, atau naik hampir dua kali lipat dari realisasi anggaran kesehatan di tahun 2015 sebesar Rp69,3 triliun. Sementara soal BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional, Jokowi berjanji akan membenahinya secara total.

Pembangunan infrastruktur ditingkatkan

Selain meningkatkan pembangunan SDM, pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Di sampin itu, subsidi energi untuk BBM, listrik, LPG 3 kg, serta subsidi pupuk terus diperbaiki agar tepat sasaran dan efektif membantu rakyat yang kurang mampu agar menjaga efisiensi dan daya saing ekonomi serta meningkatkan produktivitas petani.

Dana desa ditambah

Dana Desa pada tahun 2020 dialokasikan sebesar Rp72 triliun. Penggunaan dana desa tersebut akan lebih ditingkatkan untuk pemberdayaan masyarakat desa dan pengembangan potensi ekonomi desa. Dengan begitu, dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya