4 Fakta Penanganan Tumpahan Minyak di Karawang

Tumpahan minyak di Kerawang, Jawa Barat
Sumber :
  • Istimewa Kemenhub

VIVA – Penanganan kebocoran gas dan tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus intensif dilakukan.

Kemenhub Segera Bangun Pelabuhan di IKN, Lokasinya Dekat KIPP

Insiden kebocoran minyak dan gas di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang terjadi sejak 12 Juli 2019 di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat

Berikut ini sejumlah fakta penanganan  kebocoran minyak dan gas di anjungan Lepas Pantai YYA-1 area PHE ONWJ yang dirangkum VIVA.

Hari Ini, KPK Periksa Sekjen PDIP Hasto Soal Dugaan Korupsi DJKA

1.Dipasang oil boom

Pada Minggu, 11 Agustus 2019, oil Boom telah digelar sepanjang 8.605 meter untuk menghalau tumpahan minyak di perairan dan di pesisir pantai Utara Jawa.

Insiden Helikopter Terlilit Benang Layangan Terulang Lagi di Bali

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kepulauan Seribu selaku Mission Coordinator (MC) Tier 1, Capt. Herbert  menjelaskan bahwa Oil Boom yang digelar tersebut tersebar di sejumlah titik. Di perairan, PHE ONWJ menggelar 4.200 meter static oil boom di lapis pertama dan 400 meter di lapis kedua. 

PHE ONWJ juga menempatkan 400 meter moveable oil boom, dan ditambah bantuan 700 meter oil boom di FSRU Nusantara Regas. Untuk di pesisir, PHE ONWJ menggelar 2.905 meter oil boom yang tersebar di 6 lokasi, yaitu Cemara Jaya, Sedari, Tambak Sari, Tanjung Pakis, Pantai Bakti, dan Sungai Buntu.

2. Disiapkan 3.116 personel

Sebanyak 3.116 personel di darat dan laut serta 46 unit kapal telah dikerahkan untuk menangani kebocoran gas dan tumpahan minyak tersebut.

PHE ONWJ didukung oleh 3.116 personel yang terbagi dua kelompok yaitu 932 personel bertugas di perairan dan 2.184 bertugas di daratan. 

Dukungan personel ini terdiri dari elemen Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut, Oil Spill Combat Team (OSCT), TNI/Polri, dan elemen masyarakat sekitar. 

3.Operasi pembersihan

Adapun operasi pembersihan tumpahan minyak di perairan didukung dengan 46 unit kapal,  tujuh unit kapal di antaranya bertugas untuk oil combat. 

Selebihnya bertugas untuk pengejaran dan pengepungan  minyak yang tercecer, pengangkut tumpahan minyak, patroli, dan siaga back up pemadam kebakaran. 

4.Siapkan posko medis

Untuk penanganan aspek masyarakat, sudah ada lima posko medis di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, Muara Beting. 

Posko tersebut didukung lima dokter, 35 tenaga medis, dan diperkuat dengan lima unit ambulance yang dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan. Ambulance tersebut siaga di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, dan Muara Beting.

Sedangkan di Kepulauan Seribu, menurut Capt. Herbert sudah menempatkan satu tim medis bekerja sama dengan puskesmas Pulau Tidung dan Pulau Lancang.

Posko kesehatan tersebut telah melakukan pengawasan kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan untuk sekitar 500 orang warga masyarakat sesuai data pemeriksaan harian per 10 Agustus 2019. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya