PLN Beberkan Penyebab Listrik Padam

Kronologis Gangguan Sistem Jawa Bali
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pelaksana Tugas atau Plt Direktur Utama PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani, membeberkan penyebab dari gangguan kelistrikan yang menyebabkan pemadaman massal di sejumlah daerah pada Minggu 4 Agustus 2019 kemarin.

Pemprov DKI Padamkan Lampu Serentak Selama 60 Menit Malam Ini, Cek Lokasinya

Dia menjelaskan, kompleksitas sistem jaringan Jawa-Bali yang terdiri dari 200 pembangkit dengan total kapasitas 35 ribu Megawatt (MW), memiliki beban puncak paling tinggi yang pernah dicapai hingga 27 ribu MW.

"Sistem jaringan tenaga listrik harus dipelihara. Kami hanya mampu memelihara pada waktu beban rendah, jadi rutinitas kami di Sabtu dan Minggu memang dilakukan pemeliharaan hanya satu line, dan itu di jalur selatan," kata Sripeni di acara ILC TvOne, Selasa 6 Agustus 2019.

Listrik di Pondok Cabe Padam dari Siang sampai Malam, Respons PLN Malah Tak Memuaskan

Pada waktu kejadian, kata Sripeni, posisi jaringan adalah tiga line, di mana dalam sistem jaringan Jawa-Bali ini juga terjadi transfer daya dari timur ke barat yang biasanya dilakukan sebesar 3.000 MW dalam rangka efisiensi.

Sripeni menjelaskan, pada saat kejadian, kapasitas 3.000 MW itu pun diturunkan menjadi 2.200 MW sesuai SOP. Namun, pada saat yang sama ada dua line yang hilang (alami gangguan) sehingga transfer dari jalur selatan menyebabkan goncangan dalam sistem, dan menyebabkan jalur Tasik-Depok lepas.

Mati Lampu dari Siang hingga Malam, Warga Pondok Cabe Protes ke PLN

Gangguan berdampak pada penurunan tegangan di SUTET 500kV Tasikmalaya-Depok, sistem proteksi yang ada segera mematikan PLTU Suralaya, PLTU Labuan, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Tanjung Priok, PLTGU Muara Karang, dan PLTGU Muara Tawar, PLTA Cirata, Saguling, dan Jatiluhur. Akibatnya daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten padam.

Dan hal inilah yang menyebabkan penyaluran kepada pelanggan yang juga harus dikurangi sehingga terjadilah beberapa pemadaman di beberapa daerah," kata Sripeni.

Sripeni mengaku bahwa pihaknya langsung berupaya memulihkan gangguan tersebut. Namun, dengan proses yang panjang, karena ada sejumlah pembangkit yang juga sudah terganggu cukup lama, sehingga perlu waktu lebih dari delapan jam untuk mengoperasikannya kembali.

Hal itulah yang menyebabkan waktu berakhirnya pemadaman di sejumlah wilayah bervariasi. "Meskipun untuk di Jakarta yang ditopang PLTGU, relatif lebih cepat," kata Sripeni.

Pemulihan layanan listrik kepada pelanggan pun diakui Sripeni berangsur-angsur kembali normal, dengan rentang catatan waktu pemadaman lima jam paling cepat bahkan hingga 36 jam untuk waktu terlama.

"Di DKI sebetulnya pulih pada 17:50 WIB hari Senin, kemudian disusul wilayah Banten pada pukul 22.00 WIB Senin malam, dan Jawa barat seluruhnya pulih pada 22.40 WIB," kata Sripeni.

"Kami bertekad melakukan perbaikan dengan maksimal, dan dengan assessment nanti mudah-mudahan kami bisa melakukan improvement," ujarnya. [mus]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya