Singapura Rajai Investasi di RI Sepanjang Paruh Pertama 2019
- U-Report
VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Singapura menjadi investor yang merajai Penanaman Modal Asing atau PMA di Indonesia sepanjang semester I-2019. Nilainya mencapai US$3,4 miliar atau paling tinggi dibanding negara investor lain di Indonesia.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Farah Ratnadewi Indriani mengatakan, porsi investasi Singapura di Indonesia mencapai sebesar 23,9 persen dari total investasi di Indonesia. Capaian ini disusul Jepang dengan nilai US$2,4 miliar atau dengan porsi 16,9 persen.
"Posisi ketiga adalah Republik Rakyat Tiongkok US$2,3 miliar atau 16,2 persen," ujar Farah di kantor pusat BKPM, Jakarta, Selasa 30 Juli 2019.
Selanjutnya, pada posisi keempat dan kelima diisi oleh Hong Kong dan Malaysia dengan nilai masing-masing US$1,3 miliar (9,2 persen) dan US$1 miliar (7 persen). Ke depan, lanjut dia, BKPM akan terus meningkatkan pemantauan atas realisasi perizinan berusaha melalui sistem Online Single Submission (OSS).
"Termasuk memfasilitasi permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha dalam merealisasikan investasinya," tuturnya.
Sementara itu, realisasi investasi berdasarkan pulau pada semester I-2019, tercatat Pulau Jawa adalah yang terbesar yaitu mencapai Rp218,1 triliun atau naik 5,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sisanya di luar Pulau Jawa sebesar Rp177,5 triliun atau naik 14,2 persen secara tahunan.
"Yang cukup menggembirakan, realisasi investasi di luar Pulau Jawa meningkat relatif lebih besar dibanding Pulau Jawa. Semoga kondisi ini terus dikembangkan, untuk mewujudkan keseimbangan pertumbuhan wilayah di Indonesia," kata Kepala BKPM, Thomas Lembong.
Jika dirincikan lagi berdasarkan lokasi proyek, ada lima besar provinsi dengan investasi terbesar. Di antaranya, Jawa Barat Rp68,7 triliun, DKI Jakarta Rp54,5 triliun, Jawa Tengah Rp36,2 triliun, Jawa Timur Rp32 triliun, dan Banten Rp24,6 triliun.
Adapun realisasi investasi pada semester I-2019 didominasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp71,8 triliun, listrik, gas serta air Rp56,8 triliun, konstruksi Rp32 triliun, industri makanan Rp31,9 triliun, dan perumahan, kawasan industri serta perkantoran Rp31 triliun.