Bappenas dan Kadin Buat Pusat Pendidikan Blockchain Pertama di RI

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro dan Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani meresmikan Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE) di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta. Peresmian dilakukan di sela acara Global Blockchain Investment Summit (GBIS) 2019.

Lemhannas Siap Berkontribusi Susun Perencanaan Program Pembangunan Nasional

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, Indonesia terhitung relatif di tahap awal dalam pengembangan blockchain. Namun, peluang yang tersedia sangat terbuka walau ada sejumlah tantangan. 

"Untuk itu Kadin berinisiatif menghadirkan Blockchain Center of Excellence and Education sebagai wadah yang bertujuan memfasilitasi pengembangan teknologi di berbagai sektor usaha," ujar Rosan, Senin 29 Juli 2019.

Bappenas Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Pedesaan Harus Bisa Adaptif

Wadah ini disebut lahir dari nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan dan Blockchain Asia Forum (BAF). BCEE disebut menjadi sarana yang menyediakan informasi bisnis, peluang investasi, edukasi, dan pelatihan vokasi.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasokan, Rico Rustambi mengatakan, MoU tersebut terlaksana pada 27 Februari 2019 dengan BAF. 

Ekonomi Tumbuh Stagnan 5 Persen, Bappenas: Indonesia Harus Keluar dari Middle Income Trap

"Dalam rangka mempercepat pengadopsian teknologi blockchain di Indonesia melalui seminar dan Lokakarya, dengan atau tanpa bertatap muka," kata Rico.

Sementara itu, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, langkah Kadin Indonesia membentuk BCEE sangat tepat karena sesuai dengan target jangka panjang Indonesia untuk memiliki pusat sains dan teknologi mumpuni. 

"Kami berharap BCEE juga mampu menghadirkan kerja sama antarpara pemangku kepentingan untuk mengakselerasi kesiapan pelaku bisnis dan publik dalam memetik keuntungan dari kemajuan teknologi, khususnya blockchain,” ujarnya.

Menurut Bambang, kemampuan blockchain untuk melacak, mengatur, dan mendistribusikan informasi dianggap dapat mengoptimalisasi proses pemasaran dan rantai distribusi. Sistem pelacakan akan memperbaiki transparansi dalam rantai produksi dari hulu ke hilir. 

"Solusi itu akan meningkatkan efisiensi rantai suplai di bidang agrikultur dan perikanan, juga manajemen e-commerce, Hak Kekayaan Intelektual, bahkan blockchain disebut dapat berfungsi untuk optimalisasi distribusi dana desa,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya