Ekspor Jasa Didorong untuk Genjot Kinerja Dagang RI

Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • M Yudha Prastya/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menekankan, upaya untuk meningkatkan ekspor di sektor jasa harus terus digenjot oleh pemerintah dan para pengusaha atau pebisnis di Indonesia.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Hal itu, menurutnya, menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus segera ditingkatkan. Karena, diaspek itu lah Indonesia masih cukup jauh tertinggal dibanding dengan negara lainnya.

"Yang paling gampang itu, kalau misalnya saya travelling ke Eropa atau AS. Saya lihat kesamaan, yakni di meja kasir selalu ada AliPay dan Wechat di AS, sekalipun di toko-toki ritel di New York," kata Bambang di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 23 Juli 2019.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

"Jadi itu lah, jasa juga bisa diekspor. Bukan ekspor barang saja apalagi komoditas," ujarnya.

Bambang mencontohkan, jenis ekspor jasa lainnya, yang marak dilakukan di era kekinian. Di mana, salah satunya adalah invasi budaya atau perfilman asal negeri ginseng Korea, yang dikenal dengan istilah K-Pop.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

Padahal, lanjut Bambang, sejak beberapa dekade silam, baik Indonesia maupun Korea, sama-sama merupakan negara miskin.

"Ini mereka (Korea) maju karena industrialisasi. Mulai dari elektronik, itu tahapan Korea. Tapi ada produk Korea, yang sudah beyond ke sektor jasa, yakni K-Pop," kata Bambang.

Hal itu, menurut Bambang, merupakan salah satu jenis ekspor jasa, sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh Hollywood yang telah berhasil menyebarluaskan produk jasa perfilmannya ke seluruh penjuru dunia.

"Sama kan kayak Hollywood yang (Produk jasa perfilmannya) sudah jadi kebiasaan kita sejak kecil," kata Bambang.

Karenanya, Bambang pun menegaskan bahwa baik pemerintah Indonesia maupun para pelaku usaha di Tanah Air, mau terus berupaya mengembangkan produk-produk jasa dan mengekspornya ke negara lain.

"Jadi, kita enggak boleh berhenti pada kemampuan ekspor barang, tetapi juga jasa, itu taruhan kita. Memang, suatu saat harus ada inkubator dari sektor jasa itu," ujarnya. (asp)

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024