Pertamina Kirim Tim Cegah Pencemaran Lingkungan dari Kebocoran Sumur

Ilustrasi Pengeboran Lepas Pantai Milik Pertamina Hulu Energi.
Sumber :
  • Instagram @phe.pertamina

VIVA – PT Pertamina mengklaim telah mengupayakan maksimal penanganan dampak dari munculnya gelembung gas di sumur migas lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ.

Simak Sederet Promo di Serambi MyPertamina untuk Konsumen saat Nataru

Pertamina juga melibatkan pihak yang memiliki proven experience dalam menangani case yang sama. 

VP Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman mengungkapkan, salah satu yang dilakukan perseroan adalah mengundang Boot & Coots, perusahaan asal Amerika Serikat, yang memiliki proven experience dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo. 

Pertamina Jamin Kualitas Pertamax untuk Kendaraan Bermotor

Sementara itu, untuk penanganan risiko dari pencemaran lingkungan, Pertamina memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom. Selain itu, untuk menjaga tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, kerahkan tujuh unit kapal Patroli. 

Seluruh upaya tersebut, lanjut Fajriah, sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut, baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup. 

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

"Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim dan masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi,” ujar Fajriyah dalam keterangan tertulisnya, Senin 22 Juli 2019.

Lebih lanjut, Fajriyah menjelaskan, Pertamina dan PHE ONWJ terus melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak seperti SKK Migas, Kementerian ESDM dan LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI, dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, dan KKKS. Bahkan, beberapa pihak tersebut juga melakukan peninjauan.

"Pertamina mengucapkan terima kasih atas dukungan positif yang diberikan dari semua pihak, baik dari komunitas industri migas, pemerintah maupun masyarakat. Dukungan ini memperkuat upaya maksimal kita, sehingga dapat memperkecil dampak peristiwa ini bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan," kata Fajriyah. 

Sebelumnya, Pertamina menyampaikan bahwa dari sejak awal peristiwa, langsung menjalankan emergency response, sehingga semua pekerja yang berada di anjungan tersebut langsung dievakuasi. 

Di waktu yang sama, juga melakukan isolasi dan pengamanan area sekitar anjungan dengan kapal patroli untuk mencegah nelayan dan masyarakat mendekat.

Selain penanganan operasi, Pertamina melalui emergency response Tim PHE ONWJ selama 24 jam tanpa henti telah melakukan langkah penyelamatan lingkungan dari oil spill dengan pengerahan sekitar 27 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
 
Bahkan, bersama dengan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat, melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari. "Pertamina terus memantau perkembangannya dan melakukan tindakan penyelamatan lingkungan sesuai dengan kondisi di lapangan," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya