BI Beberkan Alasan Baru Turunkan Suku Bunga Sekarang
- VivaNews/ Nur Farida
VIVA – Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuannya ke level 5,75 persen, Jumat, 19 Juli 2019. Penurunan itu dilakukan setelah BI menahan suku bunga acuan sebesar enam persen sejak delapan bulan terakhir, meski inflasi Indonesia terus stabil dan terkendali di kisaran target 3,5 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan, sewajarnya, jika inflasi terus terjaga dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak kunjung berlari kencang di atas lima persen, kebijakan suku bunga seharusnya diturunkan untuk menstimulus konsumsi dan investasi.
"Tapi kenapa baru dilakukan kemarin, jawaban kita adalah karena (perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi) di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas eksternal yang terkendali," tutur dia dalam sebuah diskusi di Medan, Sumatera Utara, Jumat, 19 Juli 2019.
Dody menjelaskan, yang dimaksud ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun itu tergambar dari semakin jelasnya bahwa perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China akan terjadi dalam jangka waktu yang panjang pasca pertemuan di Osaka, Jepang. Sehingga pertumbuhan ekonomi global dipastikan akan melambat.
"Ketidakpastian ini membuat kondisi ekonomi global lebih melambat, itu jadi dasar. Sebelumnya kita masih nanya perlambatannya terjadi atau tidak sekarang pasar lihatnya semakin firm, trade war akan terus berlanjut," tutur Dody.
Dampak dari itu, lanjut dia, konsumsi Indonesia akan menurun karena melambatnya pertumbuhan ekonomi global berdampak pada turunnya permintaan produksi domestik hingga menurunnya pendapatan dari ekspor. Selanjutnya, investasi cenderung akan melambat lebih parah karena iklim usaha juga mengendur.
Sementara itu, aliran modal asing dikatakannya masih terus masuk ke Indonesia karena selisih besaran suku bunga BI masih cukup menarik jika dibandingkan dengan negara-negara lain karena bank sentral negara lain telah terlebih dahulu menurunkam suku bunga acuannya.
"Dengan diturunkan suku bunga itu, differential dengan negara lain tentu menipis, tapi kalau dilihat bank sentral negara lain potong suku bungnya ini jadi sama aja," tegas dia.
Karena itu, dengan berbagai kondisi tersebut, ditambah stabilitas eksternal Indonesia yang terjaga, maka Bank Indonesia dikatakannya mengambil kebijakan akomodatif sesuai dengan timingnya. Terutama supaya gejolak perekonomian tidak terlalu besar.
"Untuk itu menjadi pasti bagi kita bahwa risikonya harus dihadapi dengan melakukan cutting suku bunga. Perjalanan menuju penurunan suku bunga sudah kita lakukan dua, tiga bulan sebelumnya. Dengam memastikan liquiditas terjaga," papar dia.