Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2019 Jadi Alasan BI Pangkas Suku Bunga
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Gubenur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan, penurunan suku bunga acuan ditujukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah melemahnya ekonomi global, jatuhnya harga-harga komoditas, hingga melambatnya perdagangan internasional.
Menurut dia, jika suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate yang tidak pernah turun sejak 2017 dan terus dipertahankan hingga saat ini, maka pertumbuhan ekonomi akan bisa bertengger di bawah posisi 5,2 persen. Atau jauh di bawah titik tengah perkiraan BI tahun ini di kisaran 5-5,4 persen.
"Tahun ini kalau kita tidak ambil kebijakan, perkiraan kita pertumbuhan ekonomi akan di bawah titik tengah lima sampai 5,4 persen. Berarti di bawah 5,2 persen kan, kita ingin bawa setidaknya tidak terlalu jauh dari 5,2 persen," tutur dia di kantornya, Kamis, 18 Juli 2019.
Dia menjelaskan, alasan yang mendasar mengapa hari ini diputuskan kebijakan suku bunga acuan diturunkan. Katanya, dengan kondisi ekonomi dan keuangan global yang penuh ketidakpastian, momentun pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu dijaga.
Terutama, karena inflasi dapat terus dikendalikan di batas bawah titik tengah perkiraan inflasi tahun ini sebesar 2,5 persen sampai empat persen. Serta, stabilitas ketahanan eksternal Indonesia yang terjaga dengan ditandai baiknya kondisi neraca pembayaran Indonesia.
Misalnya, defisit transaksi berjalan yang terus terjaga di kisaran bawah 2,5 persen sampai tiga persen, atau lebih rendah dari kondisi tahun lalu yang menyentuh 2,99 persen dari Produk Domestik Bruto. Di samping itu, aliran modal asing terus masuk ke Indonesia di kisaran Rp180 triliun.
"Dua hal itu kita memutuskan timingnya is right now kita cut suku bunga. Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi akan terjadi pada tahun ini, tapi magnitude nya lebih besar tahun depan karena kebijakan itu ada tenggat waktunya berdampak ke sektor riil," ujar Perry. [mus]