Jokowi: 6 Masalah Destinasi Wisata Prioritas Harus Selesai pada 2020
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas soal Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas di Indonesia. Jokowi mengatakan, dari 10 'Bali Baru' yang diwacanakan tiga tahun lalu, kini diberi prioritas untuk lima lokasi terlebih dahulu.Â
Presiden menuturkan, sudah mengunjungi daerah tersebut untuk langsung memantau progres pengembangannya. Lima lokasi itu adalah Mandalika, Toba, Labuan Bajo, Manado, dan Borobudur.Â
Dari pengamatan di lapangan, lanjut Jokowi, sudah memetakan masalah yang didapat untuk segera dibenahi. Pertama, Jokowi mengatakan, ada masalah pengaturan dan pengendalian tata ruang yang harus dibenahi di lokasi wisata tersebut.Â
Kedua, masalah infrastruktur berkaitan dengan konektivitas menuju destinasi wisata. Baik itu terminal, bandara, khususnya soal panjang runway, dan konektivitas jalan menuju tujuan wisata hingga pelabuhan.Â
"Saya lihat misalnya seperti di Labuan Bajo dan Manado, ini semua perlu dibenahi secepatnya. Saya sudah sampaikan pada menteri tahun depan harus diselesaikan," kata Jokowi di kantor Presiden, Jakarta, Senin 15 Juli 2019.
Presiden menegaskan, ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menarik wisatawan mancanegara guna menghasilkan devisa sebanyak-banyaknya. Menurut Jokowi, penataan yang berkaitan dengan pelabuhan tidak boleh tanggung-tanggung.Â
"Saya sampaikan jangan nanggung-nanggung penanganannya, sekaligus diintegrasikan dengan pembangunan yang sudah kita kerjakan, insya Allah tahun depan bisa kita selesaikan semua. Termasuk di Danau Toba," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.Â
Selain itu, permasalahan ketiga adalah soal ketersediaan fasilitas di lokasi wisata harus dikejar betul oleh pemerintah daerah. Dia pun meminta para kepala daerah langsung turun ke bawah untuk membenahi penataan baik itu pedagang kaki lima (PKL), restoran hingga toilet di lokasi wisata.Â
Keempat, berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM), Presiden mengatakan agar kepala daerah mau gotong-royong menangani persoalan itu supaya betul-betul mampu melayani para wisatawan.Â
Lalu, kelima, berkaitan dengan produk seni dan budaya daerah, harus ada peran lebih dari Badan Ekonomi Kreatif khususnya dalam penyediaan desain yang berkualitas.Â
"Keenam, promosi dilakukan secara besar-besaran. Sehingga betul-betul kita mendapatkan manfaat dan multiplier effect besar dan efek pertumbuhan bagi ekonomi daerah," tutur Jokowi.