Pengeluaran Masyarakat Terbawah Tumbuh Cepat, Ketimpangan RI Turun
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia, yang diukur oleh gini ratio pada Maret 2019, kembali mengalami penurunan. Gini ratio pada bulan itu tercatat sebesar 0,382, lebih rendah dari posisi Maret 2018 sebesar 0,389 dan September 2018 sebesar 0,384.
Kepala BPS, Suhariyanto menjabarkan, gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,392, naik dibanding gini ratio September 2018 yang sebesar 0,391. Meski begitu, jika dibanding posisi Maret 2018 yang sebesar 0,401, gini ratio Maret 2019 mengalami penurunan.
Sementara itu, untuk gini ratio di perdesaan pada Maret 2019, dikatakannya tercatat sebesar 0,317. Posisi tersebut mengalami penurunan dibanding gini ratio September 2018 yang sebesar 0,319 dan gini ratio Maret 2018 yang sebesar 0,324.
"Gini ratio ini ukuran jangka panjang, jadi untuk menurunkan gini ratio ini butuh effort yang luar biasa dan butuh waktu yang agak panjang untuk bisa menurunkan. Tapi dari sini bisa dilihat bahwa progres ada menggembirakan," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin, 15 Juli 2019.
Dia pun mengatakan, tingkat ketimpangan pada bulan itu juga terbilang rendah jika didasari atas standar yang telah dibuat Bank Dunia.
Di mana, lanjut dia, tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen.
Kata Suhariyanto, dengan gini ratio pada Maret 2019 sebesar 0,382 maka distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,71 persen. Artinya, pengeluaran penduduk pada Maret 2019 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.
Dia pun mengatakan, turunnya ketimpangan tersebut disebabkan pertumbuhan pengeluaran 40 persen lapisan masyarakat terendah melaju lebih kencang, yakni sebesar 2,83 persen, ketimbang pertumbuhan pengeluaran 40 lapisan menengah yang sebesar 0,71 persen dan lapisan atas sebesar 0,95 persen.
"Sehingga tiga-tiganya naik, tapi kecepatan yang di bawah lebih tinggi, sehingga gap-nya agak menyempit," tutur dia.