Bakal Ada Pelabuhan Udara Pesawat Amfibi di Masalembu Sumenep

Pekerja melakukan pemeliharaan dan perawatan pesawat amfibi AG-600 di dalam hanggar China Aviation Industry General Aircraft Co., Ltd. di Zhuhai, Guangdong, Cina, Jumat, 14 Desember 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf

VIVA – Pemerintah Kabupaten Sumenep punya mimpi mengembangkan transportasi udara. Selain laut, jalur udara dirasa penting untuk diwujudkan mengingat kabupaten paling ujung timur Pulau Madura itu memiliki hampir seratus pulau, sebagian di antaranya dihuni warga.

Tragedi Carok Maut di Sampang, 3 Terduga Pelaku Sudah Ditangkap

Salah satu kepulauan yang berada di kawasan terluar Sumenep ialah Kepulauan Masalembu. Kepulauan yang dekat dengan Kalimantan dan Sulawesi di sisi utara itu memiliki tiga pulau utama, yakni Masalembu, Masakambing, dan Keramaian. Dari Pelabuhan Kalianget, Kota Sumenep, butuh belasan jam perjalanan menuju Masalembu.

Wakil Bupati Sumenep Ahmad Fauzi mengatakan, untuk menyingkat waktu tempuh, pemerintah berencana  membuat pelabuhan udara khusus untuk pesawat amfibi di Pulau Masalembu. "Jadi, take off-nya (pesawat) dari bandara darat, landing-nya di atas air," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 12 Juli 2019.

Viral Aksi Pembacokan Sekelompok Orang di Sampang Madura Gegara Beda Pilihan Politik, Netizen: Pantas Dijuluki Meksiko

Jika kajian rampung dan disetujui oleh Kementerian Perhubungan, pelabuhan udara di Masalembu akan menjadi proyek percontohan di Sumenep. "Pulau-pulau yang lain nantinya tinggal buka trayek-trayek saja. Rencananya (pesawat amfibi) nantinya menggunakan perintis Airfast," ujar Fauzi.

Wakil Bupati Sumenep Ahmad Fauzi

Kecelakaan Maut Elf di Tol Probolinggo-Pasuruan Tewaskan 5 Orang, Ini Identitas Korban

Ketua PDIP Sumenep itu menuturkan, ide pengembangan transportasi udara antarpulau dengan pesawat amfibi terinspirasi dari beroperasinya pelabuhan udara di Pulau Bawah, Kepulauan Riau. Jika di sana bisa, Fauzi berpikir Sumenep dengan kawasan kepulauan pasti bisa. "Seharusnya Sumenep juga bisa," ujarnya. 

Selama ini, transportasi udara di Sumenep berpusat di Bandara Trunojoyo. Sementara ini, bandara yang dikelola Pemkab Sumenep dan sudah dikomersialkan sejak satu setengah tahun lalu itu baru melayani Surabaya-Sumenep (PP) dengan jadwal terbang sehari sekali menggunakan pesawat jenis ATR-72.

Selain itu, ada pula jadwal terbang pesawat perintis rute Sumenep-Bawean (Gresik) seminggu sekali. Namun, setengah tahun berjalan okupansi penumpang belum sesuai target. "Ini hanya soal kebiasaan warga Madura yang masih terbiasa menggunakan jalur darat," kata Fauzi. 

Dalam jangka panjang, Pemkab juga merencanakan membuat hanggar pesawat kecil di Bandara Trunojoyo. Diharapkan, hanggar tersebut akan menjadi pusat parkir dan bengkel pesawat ATR-72 ke bawah di Indonesia. "Selama ini pesawat kecil kalau servis kan ke Singapura.”

(Ilustrasi) Sebuah Celurit

Kutuk Aksi Carok di Madura, Ulama Bangkalan Desak Proses Hukum segera Dilakukan

Sejumlah ulama menyampaikan rasa keprihatinannya atas peristiwa Carok yang terjadi di Madura.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024