Melantai di Bursa, 2 Saham dari 3 Emiten Baru Ini Kena Auto Rejection

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna.
Sumber :
  • M Yudha Prastya/VIVA.co.id

VIVA – Lantai Bursa Efek Jakarta kembali memiliki tiga emiten baru yang mencatatkan saham perdana atau initial public offering/IPO bersamaan pada hari ini. Ketiganya adalah PT Envy Technologies Indonesia Tbk, atau ENVY, PT MNC Vision Networks Tbk, atau IPTV, dan PT Berkah Prima Perkasa Tbk, atau BLUE.

Incar Dana Segar Rp 425 Miliar dari IPO, Erajaya Active Lifestyle Genjot Ekspansi Bisnis

"Kita memiliki tiga emiten baru sekaligus, sehingga total perusahaan tercatat di bursa menjadi 641 perusahaan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 8 Juli 2019.

ENVY yang merupakan perusahaan penyedia jasa teknologi informasi, melakukan penawaran umum saham perdana dengan menjual sebanyak 600.000.000 (enam ratus juta) saham, atau setara 33,33 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

Raup Rp15,8 Triliun, Ini 4 Rencana GoTo Manfaatkan Dana Hasil IPO

Dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham, ENVY menetapkan harga IPO Rp370 per saham, sehingga ENVY akan meraih dana Rp222 miliar dari aksi korporasi ini.

"Perseroan berencana menggunakan dana hasil IPO, di mana sebesar 31,40 persennya akan digunakan untuk kegiatan usaha Sistem Integrasi Informatika, 24,56 persen untuk kegiatan usaha Sistem Integrasi Telekomunikasi, 2,11 untuk penelitian dan pengembangan," kata Direktur Utama ENVY, Mohd. Sopiyan bin Mohd. Rashdi di Gedung BEI.

Kantongi Izin Efektif OJK, GoTo Patok Harga IPO Rp338 per Saham

Sementara itu, 22,84 persen lainnya akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang perseroan, dan sisanya 19,09 persen untuk modal kerja. Selain itu, ENVY telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter), yakni PT Erdikha Elit Sekuritas.

Pada pembukaan perdagangan, saham ENVY naik 185 poin atau 50 persen dari harga awal, yakni Rp370 menjadi Rp555. Sehingga, ENVY terkena penolakan harga otomatis (auto rejection), karena menguat hingga batas atas, meski sudah ditransaksikan sebanyak 66 lot senilai Rp3,63 juta dalam dua kali transaksi.

Hal yang sama juga terjadi pada saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE), yang menguat 90 poin atau 69,23 persen dari harga penawaran Rp130 ke level Rp220 per saham. BLUE sudah ditransaksikan sebanyak 20 lot senilai Rp440 ribu, dalam dua kali transaksi.

Emiten di bidang bisnis tinta isi ulang itu, sebelumnya telah melakukan penawaran umum pada tanggal 1?2 Juli 2019, sebanyak 168 juta lembar saham baru dengan harga penawaran Rp130 per lembar saham, sehingga berhasil memperoleh dana Rp21.840.000.000.

Pada masa penawaran umum tersebut, saham BLUE mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) 2,8 kali dari total nilai penawaran, dan telah menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek beserta PT Semesta Indovest Sekuritas dan PT Bosowa Sekuritas sebagai Penjamin Emisi.

“Menjadi pertama dan satu satunya perusahaan tinta compatible yang tercatat di bursa menambah daftar panjang prestasi Blueprint,” kata Presiden Direktur BLUE, Herman Tansri.

Tansri menjelaskan, tujuan dari dana hasil IPO adalah untuk memperkuat struktur permodalan dan memperoleh modal kerja untuk pengembangan lini bisnis baru.

Meski demikian, emiten ketiga, yakni PT MNC Vision Networks Tbk atau IPTV justru turun 1,67 persen atau minus empat poin ke harga Rp236 persen, dari harga penawaran sebesar Rp240 per lembar saham. Namun, saham IPTV akhirnya kembali menguat 9,17 persen ke level Rp262.

IPTV melepas sahamnya sebanyak 3.522.000.000 saham baru atau 10 persen dari modal, sehingga perseroan meraup dana sebesar Rp845,28 miliar. Saham IPTV di awal perdagangan ditopang oleh frekuensi transaksi sebanyak 3.361 kali dengan volume transaksi sebanyak 103.182 lot, sehingga nilai transaksi IPTV ini mencapai senilai Rp2,45 miliar.

“Dengan strategi tersebut, perseroan akan mempertahankan kepemimpinannya di pasar TV berbayar,”  kata Direktur Utama IPTV, Ade Tjendra di Gedung BEI Jakarta.

Ade menjelaskan, dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha broadband, pengembangan platform OTT perseroan, termasuk untuk produksi konten original, dan modal kerja. Selain itu, perseroan juga telah menunjuk PT MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)

Mulai Investasi Saham?Cara Kerja Pasar Saham yang Perlu Anda Tahu

Setelah IPO, saham dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Di sini, transaksi jual beli terjadi antara investor, bukan dengan perusahaan. Dalam pasar sekunder, harga sa..

img_title
VIVA.co.id
27 September 2024