Empat Tahun Dicanangkan, Apa Kabar Proyek Listrik 35 Ribu MW?
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Realisasi proyek 35 ribu megawatt tampaknya belum sesuai dengan target awal sebagaimana dicanangkan pada Mei 2015. Sudah empat tahun lebih, realisasi pembangunan pembangkit listrik yang sudah beroperasi (Commercial Operation Date/COD) baru mencapai sekitar 10 persen, yaitu 3.617 MW hingga 15 Juni 2019.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan, proyek ini sejatinya tidak akan berhenti. Dia mengakui proyek yang terealisasi memang baru sedikit, akan tetapi progres pembangunan yang sedang berjalan cukup besar.
"Sampai akhir tahun bisa tambah 2,2 giga watt (GW)/2.200 MW yang datang dari enam proyek," kata Rida di kantornya, Jakarta, Selasa 2 Juli 2019.
Dia menguraikan, secara total proyek pembangunan pembangkit yang sedang dalam tahap konstruksi ada sebanyak 20.119 MW atau 57 persen dari target 35 ribu MW. Sementara itu, yang sudah diteken dalam kontrak Power Purchase Agreement (PPA) ada sekitar 9.515 MW atau 27 persen.
Selanjutnya, untuk yang masih dalam proses pengadaan sebanyak 1.453 MW atau 4 persen dan tahap perencanaan sekitar 734 MW atau 2 persen. Secara total, proyek yang telah melalui kontrak PPA mencapai sekitar 33.251 MW atau 93,83 persen. Artinya hanya tersisa 2.187 MW 6,17 yang belum kontrak PPA.
Rida pun menjelaskan bahwa asumsi 35 ribu MW saat dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2015 itu dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 8 sampai 9 persen. Sementara itu, pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di kisaran 5 persen.
"Asumsi itu saja sudah berubah. Jadi kalau pun 35 ribu tidak tercapai ya enggak apa-apa juga, karena kalau pun dipaksakan nanti malah merugikan PLN. Disesuaikan dengan demand saja. Makanya tiap tahun kita merevisi ulang RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik). Karena mengikuti demand-nya," tuturnya.