Gelontorkan Rp5,6 Triliun, PT PP Garap Proyek Tanki di Pulau Terluar

Komisaris dan direksi PT PP Tbk meninjau langsung perkembangan proyek Tanki.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – PT PP Tbk gelontorkan dana mencapai US$400 juta atau setara Rp5,6 triliun untuk membangun proyek tanki timbun di Pulau Nipa, Kepulauan Riau. Proyek yang sangat strategis ini sangat penting karena berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Persaingan Industri Properti Ketat, PPRO Genjot Inovasi Hunian

President Commisioner PT PP Tbk, Andi Gani Nena Wea, mengatakan proyek yang didanai oleh perusahaannya diperkirakan bisa menjadi kawasan pengembangan ekonomi yang strategis. Proyek ini diperkirakan dapat selesai pada kuartal I-2021. 

Menurut dia, untuk desain tanki yang digunakan dalam proyek ini, menggunakan teknologi yang terbaik, dilengkapi dengan Internal Floating Roof (IFR) yang akan mengurangi kehilangan produk akibat penguapan (vapor loss) hingga 85-90 persen.

Cegah Kanibalisme, Penggabungan 7 BUMN Karya Harus Berorientasi Jangka Panjang

"Proyek Nipa Storage Tank Terminal menggunakan jenis Alumunium Dome Foor yang memiliki kelebihan selain lebih ringan, bebas perawatan serta tidak terkontaminasi dengan berbagai jenis produk,” ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Minggu 23 Juni 2019.

Selain memiliki nilai strategis, kata Andi,  dengan dibangunnya Storage Tank Terminal menjadi potensi kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi yang efektif, sekaligus juga untuk menjaga NKRI sebagai pertahanan berbasis ekonomi.

PT PP Catat Nilai Kontrak Baru Rp 8,9 Triliun hingga Mei 2024

Diketahui, pada 2010 melalui cetak biru pengembangan Pulau Nipa, dicanangkan sebuah rencana pengembangan Pulau Nipa sebagai wilayah pertahanan berbasis ekonomi berupa Storage Tank Terminal dengan kapasitas 1.000.000 m3.

Desain yang digunakan untuk pekerjaan dimaksud menggunakan teknologi terbaru untuk bisa digunakan untuk white product.

White product adalah suatu produk yang bernilai tinggi yang merupakan hasil pengolahan dari minyak mentah melalui proses penyulingan dengan karakteristik produk yang lebih jernih, bervolatilitas rendah, tidak berwarna dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan "Black Product".

Contoh produk yang dimaksud adalah Gasoline (Bensin), HSD (Diesel), Kerosine (Minyak Tanah), Naphta, Metil tert butil eter (MTBE).

Adapun Pulau Nipa sendiri berada di sebelah barat laut dari pelabuhan Sekupang di Pulau Batam. Saat ini, kawasan tersebut ditempati prajurit TNI AL di bawah Komando Lanal Batam.

Pada 2004 Pulau Nipa hampir dalam keadaan tenggelam, sehingga berpotensi menghilangkan batas-batas terluar base point wilayah NKRI. Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah Indonesia melakukan revitalisasi dengan cara mereklamasi Pulau Nipa yang selesai pada 2008.

Upaya tersebut juga merupakan salah satu bukti keseriusan NKRI dalam mempertahankan batas-batas wilayahnya, agar kejadian seperti kasus Pulau Sipadan dan Ligitan tidak lagi terulang. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya