Pemerintah Turunkan Harga Tiket Maskapai LCC di Jam-jam Tertentu
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Pemerintah mengumumkan bahwa harga tiket khusus penerbangan maskapai berbiaya rendah atau Low Cost Carrier domestik akan diturunkan. Namun pemerintah masih malu-malu merincinya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, selaku pimpinan rapat koordinasi membahas mengenai Tarif Batas Atas (TBA) maskapai LCC, mengumumkan penurunan tersebut akan berlaku pekan depan sejak ditetapkan hari ini.
Meski belum merinci, dia menegaskan bahwa tarif turun itu akan berlaku di jam-jam tertentu saja.
"Jangan tanya berapa turunnya, tunggu aja. Seminggu dari sekarang akan disampaikan masing-masing penerbangan. Ini enggak akan kita jawab. Yang jam berapa juga enggak akan di jawab. Tapi ada yang akan diumumkan masing-masing maskapai untuk LCC domestik," tutur Darmin saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengakui kebijakan tersebut diterapkan karena masyarakat masih menganggap bahwa penurunan tarif tiket pesawat bermesin jet yang dilakukan pada Mei 2019 lalu, sebesar 12-15 persen, tidak cukup untuk dikatakan sebagai tarif tiket pesawat yang terjangkau. Karena itu, kebijakan itu dipastikannya sebagai sebuah jawaban keluhan masyarakat.
"Nah, karena itu, pada hari ini untuk dua hal tadi itu, merespons harapan masyarakat dan untuk tetap menjaga keberlangsungan industri penerbangan itu, telah diambil kesimpulan dan merumuskan kebijakan penurunan harga tiket penerbangan dari LCC," lanjut Darmin.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk Sahala Lumban Gaol, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Perwakilan dari Lion Air Grouo dan PT Pertamina.
"Untuk menjaga keberlangsungan industri yang saya singgung tadi ya seluruh pihak dalam tadi komitmen untuk sama-sama menurunkan biaya. Ya ini sharing lah sama-sama, sehingga tidak kemudian satu pihak saja yang pikul ini karena sudah tidak bisa," tegas Darmin. (ren)