Skenario Terburuk Perang Dagang AS-China ke Ekonomi ASEAN
VIVA – Lembaga riset ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memaparkan skenario terburuk dari eskalasi perang dagang AS-China. Meskipun Indonesia tidak terlalu terdampak, namun ketegangan ini bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN secara keseluruhan.
"Pada skenario terburuk, AMRO memperkirakan eskalasi ketegangan perdagangan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi kawasan sebanyak 40 bps (basis poin)," ucap Kepala Ekonom AMRO, Hoe Ee Khor di Jakarta, Selasa 18 Juni 2019.
Dia menjelaskan, dalam situasi ekstrem ini, AS maupun Tiongkok diasumsikan mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk semua impor antara kedua negara. Dalam jangka pendek, lanjut dia, dampak negatif terhadap pertumbuhan di beberapa negara di kawasan ASEAN secara absolut berpotensi lebih besar atau mencapai 100 bps.
"AS dan Tiongkok akan sama sama dirugikan, terlebih jika tambahan kebijakan non-tarif juga diterapkan," kata dia.
Otoritas di kawasan ASEAN menurutnya, harus terus waspada mengingat risiko menjadi semakin nyata. Beberapa negara kawasan telah menerapkan langkah-langkah kebijakan yang bersifat pre-emptive atau frontloaded yang telah membantu meredakan kekhawatiran pasar.
"Di beberapa negara, kebijakan moneter telah diperketat untuk menjaga stabilitas eksternal dan inflasi domestik, serta membendung akumulasi risiko yang mengancam stabilitas keuangan," kata dia.
Sementara itu, langkah-langkah lain, seperti penangguhan proyek infrastruktur yang membutuhkan banyak bahan baku impor, juga telah dilakukan untuk mengurangi tekanan pada transaksi berjalan.
"Beberapa negara kawasan juga telah mengadopsi kebijakan yang cenderung ekspansif, atau memprioritaskan ulang pengeluaran jika terdapat keterbatasan fiskal," tuturnya.