Maskapai Domestik yang Coba 'Survive' Bakal Terpukul Jika Asing Masuk
- ANTARA Foto/Muhammad Iqbal
VIVA – Pemerintah menggulirkan wacana mengundang maskapai asing untuk bersaing dalam pasar angkutan penerbangan nasional guna menurunkan harga tiket pesawat. Namun, wacana itu mendapat sorotan sejumlah pihak dan masih diragukan apakah bisa mengatasi masalah tingginya harga tiket.
Direktur Riset Center of Reform on Economics atau CORE, Pieter Abdullah menegaskan, hal yang harus dipastikan apabila maskapai asing benar-benar masuk ke Indonesia adalah apakah mampu membuat harga tiket pesawat kembali terjangkau oleh masyarakat.
"Yang paling penting dari wacana itu adalah apakah benar akan memperbaiki dan bermanfaat secara sosial bagi masyarakat kita? Dengan asing masuk, apakah secara otomatis harga tiket pesawat turun?" kata Pieter dalam acara diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu 12 Juni 2019.
Pieter mengaku ragu apabila maskapai asing ikut berkompetisi dalam pasar penerbangan nasional, maka hal itu akan mampu menurunkan harga tiket pesawat. Sebab, menurutnya, perbandingan antara harga tiket pesawat di Indonesia dengan di luar negeri itu tidak apple to apple.
"Satu, dari sisi struktur cost yang dihadapi maskapai kita dengan yang dihadapi maskapai luar, itu saja sudah berbeda. Kondisi domestik kita dengan mereka saja berbeda," ujarnya.
Pieter mencontohkan dari aspek moneter, di mana suku bunga yang harus ditanggung Garuda Indonesia terkait struktur biaya operasionalnya, sangat berbeda dengan yang biasanya diterapkan oleh maskapai asing.
"Garuda menanggung suku bunga yang begitu tinggi sementara yang di Singapore Airlines suku bunganya rendah. Sehingga akan berdampak sekali terhadap pricing tiket mereka," kata Pieter.
Saat ditanya adanya dugaan kartel dalam pasar penerbangan nasional, Pieter mengaku enggan membahas hal tersebut dan mempercayakannya kepada KPPU.
Sebab, dia pun menilai tidak ada tanda-tanda praktik kartel pada pasar penerbangan nasional saat ini, karena para maskapai lokal hanya terlihat untuk berusaha survive atau bertahan pada model bisnisnya saat ini.
"Poin pentingnya, kalau maskapai asing masuk berarti bisa jadi mereka malah memukul maskapai domestik. Karena dia pasti masuk dan lebih kompetitif dari segi cost structure nya mereka," kata Pieter.
"Dan mereka pasti masuk ke jalur-jalur gemuk. Akhirnya maskapai kita yang biasanya subsidi silang di jalur gemuk itu akan dihantam oleh masuknya maskapai asing di jalur gemuk yang sama. Asing kan enggak mungkin masuk ke jalur kurus," ujarnya. (ren)