Kadin Akui Lima Tahun Terakhir Infrastruktur Baru Bantu Konektivitas

Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani.
Sumber :
  • M Yudha Prastya/VIVA.co.id

VIVA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani mengatakan, upaya pemerintah dalam membangun konektivitas nasional dalam waktu lima tahun terakhir ini perlu diapresiasi.

Dukung Proyek PIK 2, JMBB: Ciptakan Lapangan Kerja Baru, Tingkatkan Infrastruktur Lokal

Sebab, menurutnya salah satu hal yang harus dikembangkan lagi di era digital yang berkembang pesat saat ini, adalah aspek infrastruktur yang harus memadai demi menopang pertumbuhan ekonomi.

"Bagi dunia usaha, konektivitas itu terus terang untuk menurunkan biaya logistik. Adanya pembangunan infrastruktur baik hardware maupun software ini sangat membantu kita," kata Rosan dalam sebuah diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu 12 Juni 2019.

Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Pastikan Pembangunan Infrasuktur yang Merata Ketika Menang

"Karena salah satu problem kita adalah bagaimana kita meningkatkan daya saing. Kalau bicara bagaimana konektivitas jadi berkualitas, kan itu ada indeks daya saing. Itu juga salah satunya karena ada pembangunan," ujarnya.

Rosan mengakui bahwa salah satu penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia hingga saat ini, adalah karena masalah konektivitas yang belum bisa mengoptimalkan sektor logistik nasional.

Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur, Kupang Siap Terima Investor

"Salah satu yang menyebabkan biaya logistik tinggi itu karena misalnya load factor kapal dari Jakarta ke Papua itu 97 persen. Tapi balik dari Papua ke Jakarta, load factor-nya itu hanya 10 persen," kata Rosan.

Sehingga, Rosan menilai bahwa hal itulah yang menyebabkan biaya logistik tinggi, karena pemerataan belum terjadi secara menyeluruh di indonesia.

Hal itu menurutnya juga bisa dilihat dari kontribusi setiap daerah, di mana kontribusi Pulau Jawa terhadap GDP mencapai 58 persen, Sumatera 20 persen, Kalimantan 8 persen, Sulawesi 5 persen, dan Papua 2 persen. "Nah ini harus diperbaiki," ujarnya.

Selain itu, lanjut Rosan, masalah pengembangan konektivitas ini diyakini juga akan membantu pengembangan manusianya sendiri, di mana pembangunan yang berkelanjutan akan berjalan baik apabila pemerataannya juga baik.

"Contohnya Papua dan Papua Barat, itu pembangunan di sana makin meningkat dan penduduk miskin makin menurun," kata Rosan.

"Kita sudah ketinggalan cukup lama dan kita syukuri pembangunan lima tahun ini sangat luar biasa lompatannya, dan kita bisa rasakan. Kita kan maunya pembangunan infrastruktur ini instan. Padahal ini kan untuk jangka menengah-panjang," ujarnya. (hty)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya