BPS: Harga Pangan Ramadan dan Pasca Lebaran Membaik
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan harga pangan selama Ramadan dan Hari Raya Idul fitri justru relatif membaik.
Dia mengatakan, kondisi indeks harga yang stabil didapati pada harga bahan pangan sepanjang Ramadan. Walaupun terlihat mengalami inflasi 2,02 persen, patut diingat kenaikan indeks harga tersebut dikarenakan minggu awal dan akhir Ramadan seluruhnya terjadi pada bulan Mei 2019.
“Sebetulnya cenderung terkendali, ya agak mendinganlah,” kata Yunita Rusanti kepada wartawan di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin 10 Juni 2019.
Yunita menjelaskan, inflasi pada Mei 2019 cenderung besar lantaran Ramadan dimulai sejak awal bulan. Sementara pada tahun lalu, masa Ramadan baru dimulai pada pertengahan Mei sehingga menyebabkan inflasi Ramadan tidak tercakup pada bulan Mei saja, namun terbagi juga ke bulan Juni.
“Kalau di pertengahan, berarti inflasinya itu terbagi dua di Mei dan Juni 2018,” ungkapnya.
Senada dengan Yunita, Kepala BPS, Suhariyanto memaparkan, situasi inflasi pada Mei 2019 tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kenaikan harga cenderung terjadi pada minggu pertama dan terakhir bulan Ramadan.
Pada 2017, Ramadan baru dimulai pada 26 Mei dan pada 2018 dimulai 16 Mei. Inflasi pada dua tahun itu pun terbagi di bulan Mei dan Juni.
“Sementara pada 2019, puasa dimulai jauh lebih awal sehingga inflasi akan menumpuk di bulan Mei. Kemungkinan besar di bulan Juni inflasi akan lebih rendah,” ucap Suhariyanto di kantornya.
Tak ada lonjakan
Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Rusli Abdullah menyatakan, inflasi Ramadhan 2019 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja menurutnya, inflasi relatif lebih terjaga. Menurutnya, stabilnya harga beras tidak lepas dari kondisi adanya panen raya padi pada Maret-April 2019. Hal ini membuat stok beras di tanah air relatif aman.
Rusli menilai, baik sumbangan inflasi dari bahan pangan karbohidrat maupun dari produk holtikultura cukup mempengaruhi laju inflasi. Ia menyarankan ada tata kelola manajemen pangan mengingat Inflasi pangan di bulan Ramadan dan Idul Fitri terus berulang. Rusli mencatat ada beberapa 'Pekerjaan Rumah' yang harus diselesaikan Pemerintah ke depan terkait dengan inflasi Ramadan.
Catatan itu di antaranya, pemerintah harus mengoptimalkan manajeman logistik pangan baik pangan yang harus impor maupun pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri, seperti bawang putih. Sementara, untuk pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri seperti daging ayam, pemerintah harus memastikan distribusinya lancar.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan harga-harga kebutuhan pangan telah terkendali dan stabil pada periode Ramadan dan Lebaran 2019. Enggar mengatakan, pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pasokan menjadi salah satu alasan kestabilan harga-harga pada periode ini, meski terdapat peningkatan permintaan.
"Ketersediaan dan pengendalian harga akan terus berlangsung sampai sepanjang tahun. Kita betul-betul membuat keseimbangan suppy and demand," kata Menteri Enggar di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri G20 mengenai Perdagangan dan Ekonomi Digital di Tsukuba, Jepang, kemarin.
Enggar mengakui, beberapa harga bahan kebutuhan pokok sempat mengalami kenaikan, namun masih dalam tataran normal. Enggar juga memastikan ketersediaan pasokan untuk menjaga kestabilan harga bahan makanan akan terus terjadi sepanjang 2019.