Sosok Pengganti Sofyan Basir Jadi Dirut PLN
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengaku telah mengantongi nama-nama calon yang pantas untuk menduduki posisi Direktur Utama PT PLN (Persero). Posisi tersebut saat ini masih kosong setelah Sofyan Basir mengundurkan diri karena terjerat kasus korupsi dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sekertaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro mengatakan nama-nama calon yang sudah dianggap pantas untuk menduduki jabatan tersebut berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Namun, dia enggan membeberkan lebih spesifik nama-nama tersebut.
"Kalau calon ada internal, ada dari eksternal. Yang jelas memenuhi syarat, ada assesment center, independent yang meng-assess awal, ada uji kelayakan dan kepatutan," kata dia di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019.
Meski demikian, dia memastikan bahwa pemilihan jabatan tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS nantinya akan melalui proses yang sangat panjang karena PLN merupakan perusahaan BUMN dengan nilai aset terbesar. Berdasarkan Laporan Keuangan 2018, total aset PLN sebesar Rp1.492 triliun.
"Kan proses, PLN itu perusaaan besar, saat ini asetnya paling besar. Perlu hati-hati untuk memilih orang. Saya rasa kalau jadi direksi PLN cappable semua (11 direksi internal), kuat semua, tinggal cari leadership paling bagus, tinggal ditimbang-timbang," tutur dia.
Sebagai informasi, PT PLN sebelumnya memutuskan mengangkat Djoko Raharjo Abumanan yang sebelumnya menjabat Direktur Bisnis Regional Jawa Bali dan Nusa Tenggara, sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN. Ia sekaligus merangkap jabatan sebagai Direktur Pengadaan Strategis 2.
Hal itu merupakan hasil RUPS PLN tahun 2019 dan berlaku efektif sejak 29 Mei 2019. Keputusan ini diambil setelah Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, mengundurkan diri karena sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.