Jadi Mudik Terbesar, Tapi Pendapatan Jasa Marga Tak Signifikan
- ANTARA FOTO/AGUS
VIVA – Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Dessi Aryani mengaku, pendapatan yang diterima perseroan selama arus mudik maupun balik Lebaran 2019 yang berlangsung pada bulan ini tidak memengaruhi secara signifikan pendapatan perseroan.
Meski Jasa Marga mencatat rekor tertinggi melayani volume lalu lintas saat arus balik Lebaran 2019 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek atau yang menjadi volume lalu lintas tertinggi sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia.
Dia berdalih, tidak signifikannya pendapatan pada periode tersebut karena jumlah hari selama arus mudik dan balik hanya sebanyak 14 hari dari jumlah keseluruhan hari selama setahun yang sebanyak 365 hari.
"Kalau secara pendapatan, kami enggak pernah menghitung pendapatan khusus Lebaran karena cuma 14 hari dari 365 hari yah, enggak signifikan," kata Dessi saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019.
Dia mengaku, secara persentase, total pendapatan dari lalu lintas tertinggi yang pernah melalui jalan tol tersebut tidak signifikan. Bahkan, katanya, Jasa Marga juga tidak melakukan perhitungan maupun evaluasi secara khusus pada periode tersebut.
"Kita enggak pernah evaluasi, terlalu kecil jumlah hariannya dibanding setahun. Jadi Lebaran ini lebih pada pelayanan, bagaimana kita melayani masyarakat supaya bisa mudik balik lancar, selamat, kalau bisa pakai nyaman," katanya.
Sebelumnya, Jasa Marga mencatat bahwa ada H+3 Lebaran yang jatuh pada hari Minggu, 9 Juni 2019, sebanyak 166.574 kendaraan kembali ke Jakarta dari arah timur atau Surabaya, Solo, Semarang, Cirebon dan Bandung, jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali lipat dari volume harian rata-rata normal sebanyak 67.345 kendaraan.
Angka tersebut memecahkan rekor sebelumnya, pada periode yang sama tahun 2018, Jasa Marga juga mencatat rekor tertinggi melayani volume lalu lintas saat arus balik Lebaran 2018, yaitu sebanyak 130.125 kendaraan arah ke Jakarta melintas melalui Gerbang Tol Cikarang Utama.