Pelabuhan Marunda Alternatif Pengurai Padatnya Tanjung Priok
- Repro video.
VIVA – Pelabuhan Marunda dinilai bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kepadatan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. Pelayanan kepelabuhanan di Tanjung Priok saat ini disebut sudah terlalu padat.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi. Menurut dia, pemerintah terlalu fokus kepada pembangunan infrastruktur jalan tol, sehingga poros maritim yang menjadi program Presiden Joko Widodo banyak yang gagal.
"Salah satunya Pelabuhan Marunda, yang proyeknya tertunda," ujar Uchok dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu 1 Juni 2019.
"Pelabuhan Marunda, kalau cepat dibangun atau diprioritaskan bisa membantu Pelabuhan Tanjung Priok karena saat ini pelayanannya sangat jelek, terlalu padat bongkar muat kapal dan pendangkalan laut," tambahnya.
Pelabuhan Marunda terletak di kawasan Berikat Nusantara Marunda, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Karya Citra Nusantara (KCN). Aktivitas pelabuhan 24 jam itu melayani beragam kapal curah seperti batu bara, tiang pancang, minyak sawit mentah, pasir dan semen.
Pelabuhan Marunda sendiri memiliki panjang bibir pantai 1.700 Meter dari Cakung Drain - Sungai Blencong yang terdiri dari Pier 1, Pier 2, Pier 3. PT KCN telah mempersiapkan dermaga Pier 1 dengan panjang dermaga siap pakai 800 Meter dari 1.975 Meter dan luas lahan pendukung 20 Ha dari 42 Hektare.
Ia menjelaskan, Poros Maritim berfokus pada lima pilar utama. Diantaranya adalah membangun kembali budaya maritim Indonesia, menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar utama.
Poros Maritim juga memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.