Kesepakatan soal Blok Masela Dianggap Lebih Untungkan Pemerintah

Ilustrasi blok migas.
Sumber :
  • dokumentasi pertamina

VIVA – Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Fahmy Radhi, menyambut girang kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Inpex Corporation tentang blok gas Masela, di Laut Arafuru, Maluku.

Praktisi Migas Sebut Tak Ada Bensin yang Tidak di-Blending, Ini Penjelasannya

Menurut Fahmy, hasil pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dengan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda di Tokyo, Jepang, kemarin, adalah sebuah momentum bersejarah yang menandakan makin kondusifnya iklim investasi di Indonesia.

Sedikitnya dua poin pokok dalam kesepakatan itu, yakni kesepakatan POD Masela dan bagi hasil lima puluh persen-lima puluh persen.

Pertamina Hulu Energi Pacu Produksi Migas, Inovasi Jadi Kunci Wujudkan Asta Cita

“Kesepakatan itu jelas menguntungkan kedua belah pihak karena Blok Masela dapat segera berproduksi setelah sekian lama tertunda sehingga bisa memberikan nilai tambah, termasuk multiplier effects bagi tumbuhan industri di sekitar Masela,” kata Fahmy dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA pada Selasa, 28 Mei 2019.

Bagi hasil separuh-separuh itu, katanya, cukup realistis dan sesuai dengan prinsip gross split bahwa modal dan risiko sepenuhnya ditanggung investor.

Kinerja Dagang RI Surplus ke-57 Kali Berturut-turut, Januari 2025 Capai US$3,45 Miliar

Namun, dia berpendapat, “Lebih banyak menguntungkan bagi pemerintah, terutama eksplorasi Masela dapat segera dilakukan sehingga dapat segera berproduksi.”

Dia mencatat, bagian keuntungan pemerintah memang relatif berkurang, tetapi itu wajar dan tidak jadi masalah karena pemerintah tidak lagi menanggung resiko dan pengeluaran investment expenditure (Inpex) maupun operatinal expenditures (opex). Semuanya menjadi tanggungan investor.

Setelah 20 tahun

Setelah lebih dari 20 tahun dan dibahas secara panjang lebar, nasib Blok Masela akhirnya mencapai titik terang di Tokyo pada Senin, 27 Mei 2019.

Menteri ESDM Ignasius Jonan yang bertemu dengan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda di Tokyo, berhasil mencapai sejumlah poin kesepakatan yang memungkinkan blok gas itu bisa dikembangkan.

Kehadiran Jonan dalam kesepakatan ini ialah lanjutan dari pertemuan sebelumnya yang berlangsung pada 16 Mei 2019 di Tokyo, yang kemudian diselingi lawatan Jonan ke Houston Amerika Serikat.

Pada 16 Mei, berhasil disepakati kerangka final Plan of Development (PoD) Blok Masela di Laut Arafuru. Pertemuan lanjutan itu membahas negosiasi detail dari kerangka itu sehingga perjanjian Indonesia dan Inpex Corporation bisa ditandatangani.

Nilai investasi pengembangan Blok Masela akan mencapai sekitar 20 miliar dolar AS. Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil: pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50 persen.

Rig offshore PT Pertamina Drilling Services Indonesia

17 Tahun Pertamina Drilling Dorong Produksi Migas Nasional, Ini Kiprahnya

Sejak didirikan pada tahun 2006, Pertamina Drilling telah mengembangkan berbagai inovasi teknologi dalam teknologi dalam sektor pengeboran migas.

img_title
VIVA.co.id
4 Maret 2025