Stabilitas Fundamental Makroekonomi Jaga Kepercayaan Investor

IHSG
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di zona merah dan melemah 11 poin atau 20 persen ke level 5.939, pada penutupan perdagangan Rabu 22 Mei 2019.

Sejumlah pihak menilai bahwa situasi politik nasional terkait protes hasil pemilu yang tengah memanas, menjadi salah satu pemicunya.

Meski demikian, analis Binaarta Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, meskipun situasi dan dinamika di lapangan masih memanas terkait hasil pilpres, namun peran pemerintah dalam menjaga stabilitas politik dan tingkat keamanan ternyata bisa dieksekusi dengan efektif.

"Sehingga stabilitas fundamental makroekonomi masih terpelihara dengan efektif," kata Nafan saat dihubungi VIVA, Kamis 23 Mei 2019.

Nafan menilai, dengan kemampuan menjaga stabilitas politik dan keamanan itu, pemerintah juga mampu menjaga tingkat stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan.

"Sehingga memberikan katalis positif bagi meningkatnya tingkat kepercayaan investor," ujarnya.

Dari aspek perekonomian global, Nafan mengakui bahwa sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok masih tetap exist.

"Begitupun dengan sentimen Brexit, masih juga tetap exist," kata Nafan.

Potensi Rebound, IHSG Masih Dibayangi Sentimen Negatif

Namun, lanjut Nafan, setidaknya pernyataan gubernur The Federal Reserve, Jerome Powell, berikut risalah pertemuan FOMC pada awal Mei lalu menunjukkan bahwa The Fed akan melaksanakan kebijakan moneter yang sabar.

"Terutama menyangkut kebijakan penetapan suku bunga acuan," ujarnya.

Dibuka Melemah, IHSG Diprediksi Bakal Kembali ke Zona Hijau
Gubernur BI Perry Warjiyo

BI Ungkap 5 Respons Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Nasional

BI akan melakukan respon dan sikap kehati-hatian dalam upaya mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.

img_title
VIVA.co.id
2 Desember 2021