Saratoga Catat Kerugian Rp6,2 Triliun Sepanjang 2018
- Romys B/VIVA.co.id
VIVA – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk mencatat kerugian mencapai Rp6,2 triliun pada 2018. Direktur Keuangan Saratoga, Lany Djuwita Wong mengatakan, hal itu akibat adanya kerugian atas investasi, pada efek ekuitas atau saham sebesar Rp7,25 triliun.
"Padahal di tahun sebelumnya kami bisa mencatatkan penghasilan dividen Rp900 miliar," kata Lany di Jakarta, Rabu 22 Mei 2019.
Lany menjelaskan, dividen Rp900 miliar pada 2017 itu merupakan dividen dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk sebesar Rp251 miliar, PT Provident Argo Tbk sebesar Rp117 miliar, PT Adaro Energy Tbk sebesar Rp483 miliar, dan lain sebagainya.
Namun, karena Adaro dan Tower Bersama mengalami penurunan harga pasar pada 2018, maka Saratoga pun terkena imbas dan mengalami kerugian.
Leny menjelaskan, total penghasilan dividen, bunga, dan investasi Saratoga lainnya pada 2018 mencapai Rp1,147 triliun, atau lebih rendah dibandingkan 2017 yang mencapai sebesar Rp1,539 triliun.
Selain itu, pada 2018 Saratoga juga menjual sahamnya yang sudah diinvestasikan selama tiga tahun di Paiton Energy, dengan nilai divestasi mencapai US$9 juta.
Meski demikian, Lany menegaskan bahwa sebagai perusahaan investasi, laporan keuangan Saratoga pun menggunakan pedoman PSAK 65, yang perhitungannya mengharuskan pencatatan portofolio saham.
"Oleh karenanya, kita mengalami kerugian itu hanya secara buku, bukan terealisasi," ujarnya.