Di Tengah Perang Dagang, Kerja Sama RI-Argentina Jadi Peluang Baru

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Upaya Kementerian Perdagangan mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Argentina dan MERCOSUR dipandang tepat. Kondisi perang dagang yang terjadi saat ini membuat Indonesia perlu melakukan hal tersebut.

Waspadai Perang Dagang Jilid II ala Trump, Sri Mulyani: Pasti Akan Berdampak Langsung ke Ekonomi

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan, Argentina merupakan hub atau pintu penting di Amerika Selatan setelah Brazil. Penjajakan counter trade dengan pola barter, diyakini mendongkrak neraca perdagangan.

"Berdasarkan kajian yang pernah LPEM UI lakukan, pemetaan non-tradisional partner untuk wilayah Amerika Latin selain Brazil itu ada Cile, Peru, dan Argentina. Jadi itu sudah ya,” ujar Fithra dalam keterangannya, dikutip Rabu 15 Mei 2019.

Investor China Serbu RI Akibat Kebijakan Trump, Kemenperin: 'Gembira tapi Juga Khawatir'

Menurut Fithra, perang dagang yang masih terjadi membuat Indonesia harus segera mencari negara tujuan ekspor non-tradisional.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melanjutkan kunjungan kerja ke dua negara Amerika Latin, yakni Cile dan Argentina usai melakukan kunjungan kerja ke Eropa pada 8-11 Mei lalu.

BI Proyeksikan Ekonomi Dunia Meredup hingga 2026, Bagaimana Indonesia?

Enggar menyebutkan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara Amerika latin, mengingat kebutuhan yang semakin mendesak untuk mendiversifikasi pasar ekspor.

Di dalam kunjungan itu, Menteri Perdagangan Enggar bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Kepercayaan Argentina, Jorge Marcelo Fauire, di Kantor Kementerian Luar Negeri dan Kepercayaan Argentina di Buenos Aires pada Senin 13 Mei 2019 waktu setempat.

Hasilnya kedua menteri sepakat untuk membentuk tim kecil guna mengkaji dalam waktu secepatnya apa yang dapat dipertukarkan antara Indonesia dan Argentina. 

Menurut Enggar, perekonomian kedua negara bersifat komplementer namun sejauh ini kurang banyak digali seperti dengan negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. 

“Untuk itulah diadakan pembicaraan pada tingkat menteri, sekaligus menindaklanjuti kunjungan wakil presiden Argentina baru-baru ini ke Jakarta,” jelas Enggar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 14 Mei 2019. (jhd)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya