Libur Lebaran, Konsumsi Listrik Turun Hingga 35 Persen
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat adanya pola penurunan konsumsi listrik selama hari raya keagamaan, khususnya Idul Fitri. Itu disebabkan panjangnya masa libur yang menyebabkan berhentinya aktivitas produksi industri maupun perkantoran.
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Munir Ahmad mengungkapkan, itu ditunjukkan dari turunnya beban puncak listrik secara nasional pada Idul Fitri 2018 yang turun sekitar 3 sampai 47 persen dari beban puncak pada kondisi hari kerja.
Sementara itu, khusus di wilayah Jawa dan Bali, beban puncak konsumsi listrik mengalami penurunan hingga 33 sampai 35 persen di bandingkan beban yang ada pada hari biasa.
Rata-rata konsumsi listrik untuk hari biasa di wilayah tersebut disebutkannya berada dikisaran 27 ribu mega watt per harinya, namun untuk masa lebaran hanya dikisaran 17 ribu mega watt.
"Berdasarkan pengalaman kita saat hari besar dan khususnya lebaran, beban turun biasanya pada saat lebaran. Baik di pulau Jawa maupun luar Jawa, karena kita tahu saat lebaran industri yang konsumsi energi besar tak berproduksi," katanya di Gedung BPH Migas, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2019.
Meski ada penurunan konsumsi, hal itu tidak menyebabkan potensi kerugian bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami peningkatan. Sebab, menurunnya beban puncak itu dikatakannya bisa dialihkan menjadi daya cadangan listrik.
"Beban puncak 17.179 MW sehingga reseve margin pada saat sistem Jawa Bali siaga 63 persen. Tapi itu jadi cadangan apabila terjadi sesuatu pada pembangkit kami dengan daya 17 ribu mw," tegas dia.