Perluas Pasar Non Tradisional Mendag Jajaki Ekspor ke Amerika Latin

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memulai kunjungannya ke Amerika Latin yaitu Argentina dan Cile, setelah bertolak dari Swiss. Agenda kali ini adalah untuk memperluas akses pasar dan kerja sama perdagangan.

Mobil Buatan Indonesia Semakin Tenar di Luar Negeri

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kunjungannya ke Amerika Latin merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membuka dan memperluas peluang pasar ekspor produk-produk Indonesia ke pasar non tradisional. 

Di Buenos Aires, Argentina, Mendag mengakui akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Kepercayaan Argentina, Jorge Marcelo Faurie, serta sejumlah pertemuan dengan Asosiasi dan pelaku usaha.

Ekspor Makanan Halal Korea ke Indonesia Terus Naik, Simak Datanya

Menurut dia, langkah ini menunjukkan upaya sepenuh hati pemerintah untuk mendobrak pasar ekspor Indonesia yang selama ini terkesan klasik di negara-negara besar. 

"Total neraca perdagangan kedua negara saat ini mencapai US$2 miliar, namun masih defisit bagi Indonesia. Pertemuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia terhadap Argentina,” kata Enggar, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa 14 Mei 2019. 

Ekspor RI Naik 10,69 Persen Jadi US$24,41 Miliar di Oktober 2024, Ini Pemicunya

Di Argentina, Mendag juga dijadwalkan bertemu dengan Mercosur ASEAN Chamber of Commerce (MACC), Kamar Dagang Impor Argentina, dan Dewan Argentina untuk Hubungan Internasional.
 
Kunjungan kerja ke Argentina ini juga merupakan tindak lanjut kunjungan resmi Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti ke Indonesia yang diterima Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla baru-baru ini. 

Usai melakukan kunjungan kerja ke Buenos Aires, Argentina, Mendag akan bertolak ke Cile untuk hadiri pertemuan menteri-menteri bidang ekonomi kawasan Asia Pasifik di Vina Del Mar. 

Kunjungan ke Cile sekaligus untuk menindaklanjuti implementasi kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Cile (Indonesia-Cile Comprehensive Economic Partnership Agreement/IC-CEPA). Enggar pun akan memimpin misi dagang Indonesia pada forum bisnis di Santiago.

"Melalui kunjungan ini, Indonesia ingin memperkuat kolaborasi dengan Cile agar kedua negara dapat memanfaatkan IC-CEPA dengan maksimal,” imbuh Enggar. 

Selain membahas peluang yang akan diperoleh dari implementasi IC CEPA, kedua negara juga akan membahas mengenai tantangan-tantangan yang mungkin muncul dalam implementasi tersebut.

Neraca perdagangan Indonesia-Cile pada kuartal I-2019 mengalami perbaikan setelah sebelumnya tren perdagangan kedua negara mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. 

Total nilai perdagangan kedua negara pada Januari-Februari 2019 mencapai US$36,6 juta. Nilai ini meningkat 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Indonesia optimis nilai ini akan terus meningkat dengan implementasi IC-CEPA karena IC-CEPA membuka peluang kedua negara untuk meningkatkan perdagangan barang dan jasa, investasi, serta kerja sama ekonomi," ujarnya. 

Enggar juga menegaskan kembali, Cile merupakan negara pertama di kawasan Amerika Latin yang melakukan perjanjian kerja sama perdagangan dengan Indonesia. Cile merupakan negara dengan ekonomi tertinggi di kawasan ini. 

Produk Domestik Bruto (PDB) Cile mencapai US$24.600 pada 2017. Cile berada dalam kondisi ekonomi dan politik yang baik dan stabil. Selain itu, Cile memiliki garis pantai menghadap Samudra Pasifik sehingga strategis sebagai hub bagi akses Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin lainnya. (jhd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya