Investasi Hulu Migas RI Hingga April 2019 Capai US$3,17 Miliar
- ANTARA FOTO/Humas Kementerian ESDM
VIVA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mengungkapkan realisasi investasi hulu migas RI hingga April 2019 mencapai US$3,17 miliar. Jumlah ini diakui masih di bawah target tahun 2019 sebesar US$14,79 miliar.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan capaian ini juga masih 70 persen dari target yang direncanakan hingga April. Pihaknya terus berupaya mengejar target realisasi sampai akhir tahun.
"Capaian Investasi US$3,17 miliar dan ini adalah 70 persen dari target yang direncanakan untuk Januari sampai sampai April," kata Dwi di kantornya di Jakarta, Rabu 8 Mei 2019.
Meski begitu, ia mengatakan pihaknya masih optimis, dan terus berupaya mencapai target investasi hingga akhir tahun sebesar US$14,79 miliar.
"Kita harapkan seperti yang lalu bahwa rencana investasi tahun 2019 US$14 miliar. Ini adalah (target) yang tertinggi sepanjang tiga tahun terakhir," kata dia.
Dwi menegaskan, investasi hulu migas terus bergerak. Baru-baru ini, masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang sejumlah US$38,1 juta.
Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah sebesar US$2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
“Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan KP sudah dialokasikan sebesar US$1,14 miliar untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.
Dalam upaya peningkatan investasi dan mencari investor baru dalam kegiatan eksplorasi, sambung Dwi, sejak tahun 2018 SKK Migas mencanangkan “Exploration Roadshow” ke enam negara, dengan mempromosikan sepuluh area lapangan raksasa.
Tak hanya itu, SKK Migas dikatakannya juga gencar mendorong kegiatan eksplorasi yang masif dengan membentuk Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu.
Di satu sisi, rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) migas hingga April 2019 tercapai sekitar 21 persen dari target yang ditetapkan 100 persen. Hal itu dikatakannya bukan karena rendahnya kegiatan eksplorasi di awal tahun 2019.
"Tetapi karena banyaknya penemuan dari kegiatan eksplorasi, namun belum disahkan dalam plan of development atau POD," jelas dia.
Ia menambahkan, giatnya kegiatan eksplorasi sejak tahun 2018 hingga 2019 terbukti dengan adanya 16 sumur eksplorasi yang dibor dengan estimasi total investasi sebesar US$170 juta. Apabila melihat penemuan eksplorasi di tahun 2019, sampai dengan April 2019 terdapat lima sumur eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon, yaitu sumur Pauman-1, Benewangi-J1X, Randuwangi-1, MSBY-03, dan KBD-2X.
"Penemuan-penemuan baru ini tentunya akan menyokong lifting migas di masa yang akan datang," tutur dia. (ren)