Menteri Bambang Sebut Ibu Kota Baru Bisa Terbangun 5-10 Tahun

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memastikan, pembangunan ibu kota baru tidak akan memakan waktu panjang.

Lemhannas Siap Berkontribusi Susun Perencanaan Program Pembangunan Nasional

Menurut dia, waktu pembangunan ibu kota baru tersebut telah ditetapkan dua skenario, yakni selesai dalam waktu lima tahun atau 10 tahun. Hal itu tergantung dari besaran anggaran pembiayaan yang diperoleh. Jika semakin besar maka pembangunan akan lebih cepat.

"Kita menyiapkan rencana ada yang lima tahun ada yang 10 tahun. Perbedaannya kalau yang lima tahun berarti pekerjaannya menjadi lebih cepat. Size dari aktivitasnya menjadi lebih besar, otomatis kebutuhan pembiayaannya akan lebih besar," ujar Bambang di kantornya, Jakarta, 30 April 2019.

Bappenas Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Pedesaan Harus Bisa Adaptif

Dia menyatakan, keputusan penetapan pemindahan wilayah baru untuk ibu kota tersebut bisa dirampungkan pada 2020. Pembangunannya diperkirakan bisa rampung pada 2025 atau 2030, sesuai dengan besaran investasi yang telah direncanakan yakni antara Rp323-Rp466 triliun.

"Pokoknya begitu ada keputusan presiden ya jalan, paling cepat pada 2020. Makanya kita siapkan dua opsi proses. Proses penyiapan karena ini harus perencanan kota, detail desain, baru implementasi," ujarnya.

Ekonomi Tumbuh Stagnan 5 Persen, Bappenas: Indonesia Harus Keluar dari Middle Income Trap

Secara sederhana, Bambang menjelaskan, alasan yang mendasari pembangunan ibu kota baru tersebut akan lebih cepat dari negara-negara lain yang telah melakukan pemindahan ibu kotanya Sebab, negara-negara tersebut melakukan pemindahan ibu kota berdasarkan rencana yang panjang.

"Kalau ditanya kenapa negara lain lebih panjang ya karena tentunya mereka persiapannya lebih panjang. Dan kita ingin agar beban yang sekarang dipegang Jakarta bisa segera dikurangi dengan memindahkan pusat pemerintahan di ibu kota baru," katanya.

Dia mencontohkan, Korea Selatan baru bisa menargetkan penyelesaian pemindahan ibu kotanya dari Seoul ke Sejong pada 2030, padahal telah direncanakan sejak 2004. Sementara Amerika Serikat dari New York ke Washington DC melakukan pemindahan kurang lebih 10 tahun, sedangkan Brazil dari Rio de Janeiro ke Brasilia sekitar 41 bulan.

Dalam pembangunan ibu kota baru tersebut, Bambang menegaskan, Kementerian PPN/ Bappenas tidak bekerja sendiri. Namun bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

"Sambil menunggu keputusan kami tetap koordinasi dengan kementerian, ada tiga kementerian yang terlibat. Bappenas, PUPR, dan ATR. ATR melihat apakah ada lahan tersedia, PUPR menyiapkan detail desain dan kami melihat kajian makro, dampak ekonominya," kata Bambang.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya