Anindya Bakrie Tegaskan Ekualitas Gender Krusial Dorong Ekonomi

Pembukaan ABAC II Jakarta
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Chairman APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menegaskan ekualitas atau kesetaraan gender merupakan hal krusial yang turut berkontribusi untuk mendorong ekonomi global.

Ditunjuk Jadi Ketua Kamar Dagang India-Indonesia, Anindya Bakrie: Bagus Buat Indonesia!

Menurut Anin, sapaannya, mengutip pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, nilai ekonomi yang timbul dari berkecimpungnya wanita dalam kegiatan ekonomi, bisa mencapai US$12 triliun di tingkatan internasional.

"Maka dari itu kita juga harus memikirkan untuk terciptanya ekualitas. Karena bagaimanapun juga, 50 persen penduduk dunia kurang lebih adalah perempuan," ujar Anin usai Woman Luncheon Program dalam pertemuan ABAC II di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Prabowo Jadi Tamu Kehormatan India Republic Day, Dubes Sandeep Temui Anindya Bakrie Bahas Persiapan

Putra dari tokoh nasional Aburizal Bakrie (ARB) ini juga mengungkapkan, nilai US$12 triliun, hampir setara dengan nilai perekonomian sejumlah negara maju yang digabungkan. Negara-negara itu contohnya Jepang, Jerman, juga Inggris.

"Jadi (kontribusi wanita ke perekonomian global) besar sekali," ujar Anin.

Kadin Chairman Highlights VAT Hike on 12 Percent

Di sisi lain, Anin menyampaikan, kaum wanita pada kenyataannya masih saja merasakan diskriminasi saat mereka sedang berupaya turut mendorong ekonomi melalui kontribusi mereka. 

Salah satu diskriminasi yang paling kentara, lanjut Anin adalah perbedaan gaji dengan laki-laki meski kedua gender sedang mengembang tanggung jawab yang sama.

"Masih ada ketidaksamaan dari sisi gaji, juga masalah lain-lain. Peran laki-laki untuk mendukung perempuan juga harus lebih ditingkatkan," ujar Anin.

Anin menegaskan, masalah ketimpangan antara perempuan dan laki-laki terjadi di tingkat internasional, utamanya kawasan Asia Pasifik. 

ABAC yang merupakan forum yang beranggotakan 150 pemimpin-pemimpin bisnis dari 21 negara Asia Pasifik, memiliki komitmen untuk menangani juga masalah itu sehingga kontribusi kaum wanita terhadap perekonomian internasional bisa semakin dioptimalkan.

"ABAC ini fokus kepada isu-isu kebijakan yang besar seperti itu," ujar Anin. (jhd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya