Untungkan UMKM, Go-Food Dinilai Lebih Dipilih Ketimbang Kompetitornya
- VIVA/Rintan Puspitasari
VIVA – Hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan bahwa Go-Food masih mendominasi layanan pesan antar makanan online. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) disebut lebih memilih bekerja sama dengan layanan Go-Food dibandingkan layanan sejenis lain.
Menurut Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K. Walandouw, sebesar 98 persen pengusaha mandiri itu merasa kemitraan dengan bagian dari ekosistem Gojek lebih menguntungkan.
"Sebesar 98 persen responden UMKM merasa Go-Food memberlakukan mereka secara setara dan diuntungkan," ujarnya dikutip dalam siaran pers, Jakarta, Senin 22 April 2019.
Dalam survei itu, ia menjelaskan, terlihat bahwa Go-Food mampu membantu meningkatkan omzet dan skala bisnis UMKM. Selain itu juga memberikan persepsi positif UMKM terhadap kemitraan mereka dengan Go-Food.
Survei itu dilakukan kepada 1.000 mitra UMKM Go-Food di 9 kota besar di Indonesia. Paksi memaparkan penilaian UMKM didasarkan pada dampak positif yang dirasakan mitra UMKM yang bergabung dengan Gojek di layanan Go-Food.
"Mulai dari kemitraan dengan Go-Food yang menguntungkan, peningkatan volume transaksi, hingga kenaikan klasifikasi omzet usaha," ujarnya.
Peningkatan klasifikasi omzet usaha ini menunjukkan UMKM yang bergabung dengan Go-Food mengalami perluasan pasar dan naik kelas, seperti dari mikro ke kecil dari kecil ke menengah.
Berdasarkan survei ini, ada peningkatan volume dan omzet bisnis yang memacu mitra UMKM untuk terus mengembangkan usahanya. Hal ini ditunjukkan oleh 85 persen responden UMKM yang menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food ke dalam usaha mereka.
Secara rinci, katanya, responden UMKM ditanyakan apa alasan utama mereka bergabung dengan Go-Food. Hasilnya, 87 persen responden UMKM menilai layanan Go-Food lebih terpercaya dibandingkan kompetitor. Sebanyak 87 persen responden UMKM menilai layanan Go-Food lebih aman dibandingkan kompetitor.
Sedangkan, 90 persen responden UMKM bergabung menjadi mitra Go-Food karena Go-Food sudah ada lebih lama di Indonesia dibandingkan kompetitor.
Masih dalam riset LD FEB UI, sebesar 92 persen responden UMKM bergabung karena layanan aplikasi manajemen merchant Go-Food yang memberikan kemudahan. Khususnya teknologi yang memberikan informasi pesanan kepada merchant sebelum mitra pengemudi datang serta memberikan keleluasaan merchant untuk mengubah menu, harga, foto, dan jam operasional secara mandiri.
Sebesar 92 persen responden UMKM bergabung karena kemudahan teknologi non-tunai Go-Pay, khususnya membebaskan dari kebutuhan menyediakan uang kembalian. Kemudian sebesar 87 persen responden UMKM bergabung karena teknologi keamanan Go-Food yang canggih, khususnya dengan menjamin keamanan transaksi dengan PIN antara mitra restoran dan mitra pengemudi.
”Temuan ini mengindikasikan teknologi manajemen merchant menjadi kunci mengakselerasi pertumbuhan dan daya saing UMKM di era digital," katanya.