Jonan Resmikan 3 Gardu Induk Aceh, PLN Hemat Ratusan Miliar
- Umi Kalsum
VIVA – Setelah proses pembangunan selama empat tahun, tiga Gardu Induk dan tiga Saluran Udara Tegangan Tinggi yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diresmikan.
Dengan beroperasinya GI dan SUTT ini, maka wilayah Aceh yang terisolasi, terutama di Aceh Tengah dan Bener Meriah, semakin berkurang. PT PLN pun bisa berhemat hingga Rp265,5 miliar per tahun.
Tiga GI dan tiga SUTT yang diresmikan secara simbolis di GI Takengon, Kecamatan Bebesan, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi NAD, Selasa, 9 April 2019, oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan ini memiliki kapasitas masing-masing 150 kilo Volt (kV).
"Empat tahun kerja mati-matian dan bisa hemat ratusan miliar, kami harap peresmian ini bisa mendukung pertumbuhan perekonomian Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah melalui keandalan sistem kelistrikan dan suplai yang mencukupi," kata Jonan yang didampingi Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, dan Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto dan stakeholder lain yang terlibat.
Jonan menambahkan, khusus GI 150 kV Takengon dan SUTT 150 kV Takengon - Bireuen merupakan GI dan SUTT pertama di Aceh Bagian Tengah dengan kapasitas 30 MVA, di mana proyek ini merupakan bagian dari proyek PLTA Peusangan (88 MW) yang sudah dimulai sejak tahun 1998.
Dirjen Ketenagalistrikan ESDM Rida Mulyana menambahkan, beroperasinya tiga GI dan tiga SUTT ini telah membuka isolasi di wilayah Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Subulusalam, dan Kutacane, sehingga terhubung dengan interkoneksi Sumatera. Karena, ketersediaan listrik kini didapat melalui jaringan keras, bukan lagi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang selama ini di-generate PLN dan melalui sewa.
Dengan tidak lagi menggunakan PLTD, kata Rida, PLN pun berhemat Rp265,5 miliar per tahun. "Ini karena sebelumnya kita pakai pembangkit listrik berbasis diesel yang mencapai 48,8 MW. Transmisi ini ditutup, sehingga menurunkan Biaya Pokok Produksi," kata Rida.
Di tempat yang sama, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, Wiluyo Kusdwiharto memastikan bahwa percepatan yang dilakukan PLN dalam pembangunan kelistrikan diharapkan bisa menarik investor untuk datang dan memanfaatkan energi listrik yang tersedia.
"Dengan makin andalnya sistem kelistrikan di Aceh, kami harap bisa menarik para investor untuk berinvestasi dan membangun bisnisnya di Aceh," ujar Wiluyo.
Adapun tiga GI dan SUTT yang diresmikan antara lain:
- GI 150 kV Takengon dan GI Extension 150 kV Bireuen dan SUTT 150 kV Takengon-Bireuen;
- GI 150 kV Kutacane dan GI Extension 150 kV Berastagi, dan SUTT 150 KV Berastagi-Kutacane;
- GI 150 kV Subulussalam dan GI Extension 150 kV Sidikalang dan SUTT Sidikalang-Subulussalam.
Untuk ke depannya, GI dan SUTT Takengon-Bireuen dapat berfungsi sebagai evakuasi daya PLTA Peusangan Unit 1 dan Unit 2 berkapasitas 88 MW yang direncanakan COD pada 2021-2022.
Kehadiran PLTA Peusangan nantinya selain bisa memenuhi kebutuhan listrik juga bisa menghemat biaya operasional PLN, khususnya di wilayah Aceh hingga Rp26 miliar per tahun.