Transaksi Uang Elektronik Kalahkan Perbankan
- Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id
VIVA – Bank Indonesia mencatat, transaksi yang digunakan masyarakat melalui uang elektronik besutan aplikasi seperti OVO, Gopay, maupun DANA, berhasil melampaui rata-rata transaksi uang elektronik yang disediakan perbankan.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta mengungkapkan, per Februari 2019, data transaksi atau ticket size dari penyedia layanan uang elektronik non-bank mencapai 33 ribu, jauh lebih tinggi dari rata-rata data transaksi layanan uang elektronik bank yang hanya sebesar 13 ribu.
Dia menjelaskan, minimnya transaksi yang digunakan masyarakat untuk layanan uang elektronik yang disediakan perbankan tersebut, karena penggunaan layananya terbatas, seperti hanya untuk pembayaran akses jalan tol maupun transaksi lainnya.
Sementara itu, untuk layanan uang elektronik yang disediakan oleh non-bank digunakan oleh masyarakat untuk kepentingan-kepentingan yang jauh lebih luas, yakni mencakup pembayaran makanan ataupun kebutuhan-kebutuhan lainnya.
"Transaksi rata-rata itu yang bank, e-toll, itu kan bayarnya paling berapa. Tapi yang non perbankan dipakai untuk membayar transaksi lain, sehingga lebih banyak, misal Starbuck saja berapa, Gofood. Jadi, kita coba lihat itu," katanya di Gedung BI, Jakarta, Kamis 4 April 2019.
Adapun untuk perusahaan penerbit layanan tersebut, juga didominasi oleh perusahaan non-bank, yakni mencapai 22 penerbit, sedangkan yang berbasis bank hanya sebanyak 12 penerbit. Sementara itu, dari sisi penggunanya, perusahaan non bank memiliki 113,5 juta user, sedangkan bank hanya mencapai 60,3 juta user.
83,3 persen uang elektronik yang diterbitkan bank tersebut, berbasis chip dan 16,7 persennya berbasis server. Adapun untuk uang elektronik milik non-bank, 99,8 persennya berbasis server dan hanya 0,2 persen yang berbasis chip.
"Uang elektronik itu bisa ada yang non-bank dan bank non-bank. 22 penerbit dari non-bank, yang bank 12 penerbit. Nah, kalau bank chip itu pangsanya 83,3 persne yang berbasis servernya 16,7 persen," tutur dia.