Negosiasi Nilai Investasi Blok Masela Mulai Mengerucut 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Dwi Soetjipto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Humas Kementerian ESDM

VIVA – Negosiasi nilai investasi Blok Masela antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas atau SKK Migas dan Inpex Corporation masih belum tuntas. Tetapi, negosiasi nilai investasi blok kaya gas yang menggunakan skema cost recovery itu, kini mulai mengerucut. 

Pemerintah Pacu Pengembangan Lapangan Gas Baru Dukung Swasembada Energi

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, negosiasi nilai investasi yang betul-betul pas diperlukan, agar tak terjadi over ekspektasi dan over desain dari masing-masing pihak. 

"Dari SKK, juga tidak boleh dalam kalkulasi ambil asumsi-asumsi minimum. Kita harus titik (yang) semuanya rasional," ungkap Dwi ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis 4 April 2019. 

Energi Mega Persada Sukses Optimalisasi Produksi dan Komersialisasi Lapangan Idle

Kata mantan Direktur Utama Pertamina itu, pihaknya terus berdiskusi setiap hari dengan Inpex, agar nilai investasinya mencapai titik temu. Menurutnya, nilai investasi sudah mulai mencapai titik temu. 

"Mulai mengerucut dan mendekat. Kalau masih ada perbedaan, gap, kita sampaikan rekomendasi bagaimana solusi ke depan. Kan ini (pakai skema) cost recovery, realisasi akan kita lihat," jelas dia. 

SKK Migas Putar Otak Demi Kejar Target 1.000 Sumur Minyak di 2025

Menurutnya, dalam penyusunan rencana pengembangan lapangan atau Plan of Development (PoD) jika masih ada gap, bisa diupayakan solusinya saat realisasi produksinya nanti. 

"Bisa saja, nanti split yang di desain hari ini, insentif yang diberikan hari ini bisa saja nanti di review pada saat realisasi nanti. Karena ini kan, kita berdebat dengan sebuah rencana, padahal realisasinya dilihat pada saat pelaksanaan project," ungkap dia. 

Inpex sendiri, lanjut dia, juga meminta insentif seperti pajak, insentif investasi dan split alias besaran bagi hasil produksi dengan pemerintah. Selain itu, besaran belanja modal atau capital expenditure, juga dinilai penting untuk menilai keekonomian proyek. 

Pada tahun lalu, Menteri ESDM Ignasius Jonan sempat menaksir biaya investasi Blok Masela sekira US$20 miliar. Meskipun ada upaya menekan investasi di bawah US$20 miliar, hingga kini belum jelas berapa nilai investasi yang seharusnya untuk mengembangkan blok kaya gas di laut arafura tersebut. (asp)

Ilustrasi kegiatan usaha PT PGN Tbk

Jadi Agregator, PGN Siap Serap Pasokan Gas dari Lapangan Baru Termasuk Masela

PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina menyatakan, konsisten memainkan peran strategis sebagai agregator gas bumi untuk memanfaatkan gas bumi dari lapangan gas baru.

img_title
VIVA.co.id
12 Desember 2024