BI: Konsistensi dan Sinergitas Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi RI

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengaku optimistis kinerja perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik. Optimisme itu berkat reformasi struktural yang gencar dilakukan oleh pemerintah.

Sah! Bank Indonesia Pangkas BI Rate Jadi 6 Persen

Dia pun menegaskan, salah satu kunci agar outlook ekonomi lebih baik lagi ke depannya, adalah meneguhkan konsistensi dan sinergitas antarlembaga dan kementerian, dalam hal perumusan dan pembuatan kebijakan.

"Itu kunci yang harus dilakukan ke depan. Sinergi kebijakan moneter, fiskal, itu kunci meletakkan dasar dan menjaga pertumbuhan ekonomi agar lebih baik," kata Perry dalam acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2018 di kantornya, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu 27 Maret 2019.

IMF Sebut Ekonomi RI Kuat di Tengah Gejolak Global, BI Tegaskan Ini

Perry menjelaskan, pengelolaan ekonomi dari sisi permintaan melalui moneter, fiskal, sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas ketahanan perekonomian ke depan. 

Selain itu, upaya menjaga konsistensi dan kebijakan reformasi struktural menjadi kunci, guna menaikkan penawaran agregat, mendorong capital, labour, dan meningkatkan teknologi.

Posisi SRBI Capai Rp 796 Triliun, 29 Persennya dari Modal Asing

"Itu yang terus dilakukan. Karena reformasi struktural yang diperlukan adalah yang bisa meningkatkan daya saing, mengembangkan infrastruktur, perbaikan iklim investasi, dan kapasitas SDM serta skill," ujarnya.

Perry mengakui bahwa upaya mendorong sektor industri juga merupakan hal yang harus terus dipacu, agar Indonesia bisa mendorong ekspor otomotif, garmen, elektronik, footwear, dan lain sebagainya.

Kemudian, pengembangan sektor pariwisata pun harus semakin ditingkatkan, sebagai salah satu aspek perekonomian dengan potensi terbesar yang dimiliki Indonesia.

"Lalu, bagaimana kita harus manfaatkan ekonomi dan keuangan digital guna mendorong keuangan yang inklusif. Sebab, ekonomi keuangan digital dapat berperan penting mendorong ekonomi, mengangkat UMKM, pariwisata, sekaligus mengangkat inklusi keuangan," tutur Perry.

Pentingnya mengintegrasikan keuangan digital seperti misalnya e-commerce dengan fintech dan digital banking, menurut Perry, juga harus dibarengi dengan berbagai inovasi agar risk management bisa stabil terjaga.

Agar, pemerintah dan BI bisa memahami bagaimana caranya menyikapi pihak asing dalam ekonomi keuangan digital, karena sektor ini juga akan menjadi bagian yang penting dari perekonomian Indonesia ke depan.

"Di bidang pembiayaan, kita perlu memperkuat sinergi dan memperdalam persatuan kita, bagaimana memobilisasi saving melalui pasar modal maupun instrumen lain. Karena sektor keuangan ini sangat berperan penting membawa perekonomian Indonesia agar lebih baik," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya