Bisa Ekspor Langsung, JICT Siap Bersaing dengan Pelabuhan Dunia
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Serikat Karyawan PT Jakarta International Container Terminal atau JICT, mendukung upaya manajemen meningkatkan layanan transshipment kargo internasional. Dengan layanan ini, peran JICT semakin strategis, sehingga dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia.
Sekretaris Jenderal Sekar JICT, Mufti mengatakan, dengan standar kualitas dan pengalaman panjang, JICT optimistis layanan transshipment dapat bersaing dengan pelabuhan di negara lain. Selama ini, kargo internasional singgah dahulu di pelabuhan Singapura atau Malaysia, tidak langsung ke Tanjung Priok.
"Kami memiliki sistem dan SDM (sumber daya manusia) yang sudah teruji lebih dari 20 tahun. Layanan ini akan akan semakin memposisikan JICT sebagai yang terdepan di Indonesia dan itu membuat karyawan JICT bangga," kata Mufti melalui keterangan resmi, Jumat 22 Maret 2019.
Menurut Mufti, karyawan JICT secara berkelanjutan mendapatkan pelatihan dan upgrade kemampuan dengan belajar di pelabuhan-pelabuhan lain yang terhubung dengan Hutchison Group. Program yang telah berlangsung sejak masuknya Hutchison ini, menjadi salah satu kunci kemajuan JICT hingga saat ini.
"Investasi SDM yang dilakukan JICT, menjadikan karyawan sebagai aset penting perusahaan. Yang menguntungkan, karyawan juga mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari industri ini," tambah Mufti.
Selama lebih dari 20 tahun, JICT yang semula hanya terminal kecil di Tanjung Priok, kini menjelma sebagai perusahaan terminal petikemas terbaik dan terbesar di Indonesia.Â
Sebagai bagian dari PT Pelindo II, JICT juga berkontribusi besar terhadap pendapatan BUMN pelabuhan terbesar di Indonesia.Â
Dengan adanya perpanjangan kontrak antara Hutchison Ports dan Pelindo II di JICT hingga 2039, kini Pelindo II mendapatkan rental fee dari JICT hingga US$85 juta per tahun atau lebih dari Rp1 triliun.
Hadirnya Hutchison Ports di JICT telah menjadikan terminal ini memiliki standar layanan tertinggi di Tanah Air. Selain itu, sebagai pengelola pelabuhan global, jaringan Hutchison membuat JICT makin banyak dilayari kapal-kapal besar dengan tujuan di seluruh dunia.
Sebelumnya pada 2018 lalu, Presiden Joko Widodo melepas pengiriman ekspor dari terminal JICT yang dibawa langsung ke Los Angeles, Amerika, dengan kapal berkapasitas 10 ribu TEUs.Â
Ini membuktikan bahwa Indonesia mampu melayani kapal-kapal besar dengan bertujuan langsung (direct vessel), bukan hanya ke Amerika, tetapi ke Afrika, Australia, Eropa, dan tentunya ke negara-negara Asia, tanpa melalui Singapura.Â
"JICT akan terus bekerja dan mengoptimalkan seluruh potensinya untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan direct vessel, ekspor akan lebih efisien dan akan menaikkan daya saing produk-produk Indonesia," ujar Wakil Direktur Utama JICT, Riza Erivan. (asp)