10 Ribu Hektare Lahan Pertanian Gagal Panen Akibat Banjir
VIVA – Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mencatat, terdapat sekitar 10 ribu hektare lahan pertanian nasional yang mengalami puso atau gagal panen akibat banjir di sejumlah daerah beberapa waktu lalu.
Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi memastikan, pemerintah akan mengambil sejumlah langkah penanganan guna mengatasi hal tersebut.
"Langkah yang dilakukan oleh pemerintah, pertama asuransi. Kita asuransikan. Yang kedua, dia (petani) kan harus tanam lagi, maka kita beri bantuan benih itu dari cadangan benih nasional," kata Agung usai Rakortas Pangan di Kemenko Perekonomian, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin 18 Maret 2019.
Agung menjelaskan, banjir yang menyebabkan puso itu terjadi di sejumlah daerah seperti misalnya di Kabupaten Wajo (Sulawesi Selatan) dan di sejumlah wilayah Jawa Timur seperti misalnya Ponorogo, Madiun dan Ngawi.
Meski demikian, Agung memastikan bahwa hal itu tidak akan terlalu berpengaruh secara signifikan atau mengganggu produksi pangan nasional.
"Enggak (terganggu) lah. Kita tanamnya kan berapa juta hektare," kata Agung.
Mengenai apakah 10 ribu hektare luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen itu merupakan dampak dari anomali cuaca antara bulan Januari hingga Maret ini, Agung pun membantah hal tersebut.
Dia memastikan bahwa hal itu disebabkan karena tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir, di mana BMKG pun memprediksi jika hal itu akan kembali ke mode hujan normal.
"(Penyebab banjir 10 hektare lahan) karena hujan akhir-akhir ini saja. Tapi tadi ramalan BMKG hujan akan normal kembali. Kalau soal kebutuhan pangan sendiri aman," ujarnya.