Krakatau Steel Beri Klarifikasi Soal Viral Video 1.000 TKA China

Direktur Utama Krakatau Engineering, Utomo Nugroho.
Sumber :
  • VIVA/Yandi Deslatama

VIVA – Jagad media sosial (medsos) dihebohkan dengan video beredarnya tenaga kerja asing (TKA) asal China, yang berjalan kaki di Perumahan Taman BMW, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten.

KSP Resmikan 3 Proyek Strategis Genjot Kinerja Bisnis

Bahkan ada yang mengatakan kalau jumlah TKA itu sebanyak 1.000 orang dan bekerja di Krakatau Engineering (KE), anak perusahaan Krakatau Steel (KS).

"Kita membutuhkan tenaga dari pemasok teknologi (peleburan baja) tersebut. Itu mengapa kita harus mendatangkan tenaga dari pemasok. Sekarang sudah masuk tahapan transfer pengetahuan," kata Direktur Utama Krakatau Engineering, Utomo Nugroho, saat ditemui di Polda Banten, Jumat 8 Maret 2019.

Okupansi Gedung KSBM Ditargetkan Capai 100 Persen Akhir Tahun Ini

Menurut Utomo, jumlah TKA China hanya berjumlah 100 orang dan telah bekerja sejak Januari 2019 dengan masa kerja enam bulan. Sejak pertama kali pertama dipekerjakan, mereka tinggal di perumahan Taman BMW.

Setiap harinya, mereka diantar jemput menggunakan kendaraan khusus. Namun sejak satu minggu lalu, mereka terpaksa berjalan kaki ke depan perumahan, karena dijemput menggunakan bus milik PT KS yang tidak bisa sampai ke depan tempat mereka tinggal.

Genjot Kinerja, Krakatau Sarana Properti Mulai Ekspansi Bisnis di Luar Cilegon

"Di kompleks itu memang kendaraan besar tidak bisa sampai ke perumahan mereka. Untuk sampai ke kendaraan (jemputan), mereka jalan berbondong-bondong (jalan kaki). Sehingga menimbulkan perhatian warga sekitar. Sehingga meng-upload ke sosial media," katanya.

Usai ramai di jagat net, pihak KE mengaku akan memindahkan mereka dari Perumahan Taman BMW ke lokasi yang lebih aman dan tidak menimbulkan konflik sosial dengan warga sekitar.

Namun mereka belum menentukan langkah hukum, bagi peng-upload pertama video TKA China yang berjalan kaki di perumahan untuk bekerja.

"Langkah hukum, rasanya nanti akan kami konsultasikan dengan pengaca kita, dunia sekarang kan lain, langkahnya ya memberikan informasi dan klarifikasi, hal itu yang paling mungkin kita lakukan," katanya. 

Sedangkan terkait penggunaan produk dari China yang dikeluhkan oleh pekerja KS, karena hasil peleburan bajanya kurang bagus dan kerap kali dilebur ulang. Utomo mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Karena telah melewati lelang untuk pengadaan teknologi peleburan baja, yang dahulunya berasal dari Jerman dan hasilnya lebih bagus dibandingkan dari China, yang merupakan pesaing bisnis baja dunia.

"KS ketika melakukan proses pemilihan vendor atau teknologi harus tunduk pada regulasi yang ada, tidak mungkin dengan pemilihan atau penunjukkan langsung. Harus menggunakan sistem tender. Tentu hasil yang menang itu menentukan, yang menang memang dari China," ujarnya.

Sedangkan menurut Kepala Imigrasi Klas I Serang, hingga kini belum ditemukan TKA bermasalah yang bekerja di KS. Termasuk yang saat ini ramai di media sosial.

"Terkait TKA yang ada di KE, itu semua tenaga ahli, bukan tenaga kasar. Jadi perizinannya sudah sesuai semua," kata Syamsul, Kepala Imigrasi Klas I Serang, di tempat yang sama. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya