Bagasi Berbayar Hingga Tol Trans Jawa Andil Turunkan Penumpang Pesawat
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat penurunan jumlah penumpang transportasi angkutan udara pada awal 2019, akibat kebijakan bagasi berbayar maskapai penerbangan dan mahalnya tarif tiket, hingga rampungnya pembangunan jalan tol.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, mengatakan faktor itu mengindikasikan bahwa masyarakat sudah mulai beralih menggunakan transportasi angkutan udara ke transportasi angkutan darat maupun laut.
Dia membuktikan, pada Januari 2019, jumlah penumpang transportasi angkutan udara mengalami penurunan sebesar 12,55 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara untuk transportasi angkutan kapal maupun darat, khususnya kereta api, justru naik, dengan masing-masing mencapai 1,31 persen dan 1,10 persen.
"Terkait bagasi berbayar, ini lebih untuk angkutan udara domestik. Selain pola (musiman) itu juga kemungkinan memengaruhi dengan penurunan penumpang," kata Yunita di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat 1 Maret 2019.
Dia mengungkapkan, penurunan jumlah penumpang transportasi angkutan udara tersebut turun di hampir seluruh bandara untuk penerbangan domestik.
Penurunan jumlah penumpang di Bandara Soekarno Hatta-Jakarta sebesar 23,31 persen, Juanda-Surabaya 12,74 persen, Ngurah Rai-Bali 9,90 persen, dan Hasanuddin-Makassar 6,55 persen.
Sedangkan, kenaikan jumlah penumpang untuk transportasi angkutan udara dikatakannya hanya terjadi di Bandara Kualanamu-Medan sebesar 9,01 persen.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada Januari 2019 itu sendiri sebanyak 6,7 juta orang atau turun 16,07 persen dibanding Desember 2018 dan 12,55 persen dibanding Januari 2018
"Tarif angkutan udara masih ada kenaikan, jadi beralih ke angkutan darat. Apalagi sudah ada tol dari Jakarta ke Surabaya. Jadi itu pengaruh juga. jadi bisa jadi itu peralihan," tambahnya.