Kadin Beberkan Penyebab Turunnya Ekspor dan Cara Meningkatkannya

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno menjelaskan, menurunnya angka ekspor Indonesia salah satunya disebabkan meningkatnya impor bahan bakar.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Selain itu, hal tersebut masih diperparah dengan kondisi perekonomian global, yang terdampak oleh dinamika perang dagang antara Amerika Serikat dan China di sepanjang medio 2018.

"Apalagi perang dagang AS-China yang saat ini tengah dilakukan perundingan itu belum tahu kapan selesainya," kata Benny di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 28 Februari 2019.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Di satu sisi, Benny menjelaskan mengenai makin ketatnya persaingan dagang, antarnegara-negara pesaing Indonesia yang lebih masif dari sebelumnya. Seperti misalnya yang terjadi dengan China dan Vietnam, yang saat ini sudah menjadi pesaing utama Indonesia dalam perdagangan dan penetrasi di pasar global

"Pesaing kita makin bayak. China dulu itu tidak ada apa-apanya, tapi sekarang hebat sekali, Vietnam juga. Bahkan Kamboja dan Vietnam sudah bisa masuk ke (pasar) AS dan Eropa," kata Benny.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

Hal yang juga menjadi perhatian Benny salah satunya adalah masalah pengenaan tarif impor yang diberlakukan oleh sejumlah negara. Kebanyakan negara-negara pesaing Indonesia di ranah perdagangan internasional itu banyak yang mendapat privilege atau hak istimewa dari negara-negara tujuan ekspornya.

"Masalah tarif juga, misalnya Pakistan dan India itu diberikan privilege oleh Inggris. Jadi hubungan multilateral dan bilateral itu juga menentukan apakah kita bisa menembus pasar-pasar itu," ujar Benny.

Oleh karenanya, Benny menegaskan, salah satu aspek yang mampu meningkatkan angka ekspor Indonesia saat ini, adalah pengembangan industri manufaktur. Sebab, dampak dari pengembangan sektor itu akan memberikan multiplier effect yang menguntungkan bagi Indonesia.

"Industri manufaktur itu adalah pahlawan bangsa. Karena selain menciptakan lapangan kerja, dia juga akan menciptakan devisa," ujarnya. (art)

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024