Menteri Yahya Ungkap Ultimatum Jokowi ke Pertamina soal Avtur
- ANTARA FOTO/Feny Selly
VIVA – Mahalnya harga avtur, disebut berdampak kepada merosotnya jumlah wisatawan di beberapa tempat wisata. Menteri Pariwisata, Arief Yahya meminta Pertamina menurunkan harga avtur, jika tetap ingin jadi satu-satunya perusahaan yang menjual bahan bakar itu di Bandara Soekarno-Hatta.
"Salah satu penyebab tingginya harga tiket, menurut laporan saat itu adalah harga avtur. Harga avtur kita, kurang lebih 30 persen lebih mahal," kata Arief di kantor Wakil Presiden di Medan Merdeka Utara, Rabu 13 Februari 2019.
Arief menyebutkan, banyak daerah yang protes mengenai mahalnya harga tiket pesawat akibat harga avtur tersebut. Protes itu disampaikan langsung oleh para gubernur.
"Banyak sekali (Protes). Jadi, protes hampir dari semua provinsi, terutama untuk wisatawan nusantara. Mulai Aceh, Medan, Batam, Pekanbaru. Padang malah gubernurnya langsung protes ke saya, jadi semua, karena kenaikannya (tiket) terlalu tinggi," ujar Arief.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo punya dua opsi mengatasi masalah ini. Yakni, ingin Pertamina menurunkan harga avtur atau mencabut monopoli Pertamina dalam menjual avtur di bandara.
"Kalau itu tidak bisa dicapai, ini menurut Pak Presiden, hak monopolinya akan dicabut. Penyedia avtur tidak boleh satu perusahaan, akan ada pendamping," ungkap Arief.
Sebelumnya, dalam sambutan di HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang ke-50, Senin 11 Februari 2019, Jokowi bercerita, soal bagaimana harga tiket pesawat naik tajam. Menurut Jokowi, dia juga baru tahu bahwa harga avtur dimonopoli oleh Pertamina sendiri.
"Soal harga tiket pesawat, saya juga kaget. Saya juga baru tahu mengenai avtur, ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri," kata Jokowi. (asp)