Pengetatan The Fed dan ECB Pengaruhi Realisasi Investasi RI di 2018
- VIVA.co.id/Novina Putri Bestari
VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal melaporkan capaian realisasi investasi selama 2018, di mana realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN dan Penanaman Modal Asing atau PMA hanya mencapai Rp721,3 triliun atau sekitar 94 persen dari yang ditargetkan.
Menanggapi hal tersebut, ekonom M. Chatib Basri menjelaskan bahwa hal itu merupakan dampak dari adanya pengetatan oleh para bank sentral di negara maju, akibat ketidakpastian perekonomian dan berbagai gejolak dinamika di tataran global.
"Ketika The Fed, kemudian ECB (European Central Bank) melakukan 'tightening' (pengetatan), itu modal kembali lagi ke advance country atau negara-negara maju," kata Chatib di acara Mandiri Investment Forum 2019, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 30 Januari 2019.
Chatib menilai, pengetatan oleh The Fed dan ECB itu nyatanya juga berdampak pada pelemahan nilai tukar mata uang di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia. Sehingga, hal itu juga berdampak pada aspek pencapaian dari realisasi target investasi di 2018.
"Kita tahu, apa yang terjadi pada Rupiah, pada Rupee, dan macam-macam yang lainnya. Sehingga, kalau kita bicara BKPM, kan mengenai arus modal yang masuk ke sini, tentu juga akan terpengaruh dengan hal itu," kata Chatib.
Selain itu, penurunan sejumlah harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir, dinilai Chatib, sebagai salah satu faktor yang menyebabkan para investor mengambil sikap menunggu dan memperhatikan kondisi perekonomian secara seksama.
"Itu yang kemudian menjelaskan kenapa di PMDN juga mengalami perlambatan," kata Chatib.
Sehingga, diharapkan sikap bersahabat The Fed untuk menunda kenaikan suku bunganya pada 2019 ini, bisa mengembalikan arus modal ke emerging market.
"Mudahan di 2019, kalau The Fed menunda kenaikannya dan modal kembali ke emerging market, itu mereka bisa investasi lagi," ujarnya.