380 Ribu Kilometer Aspal di Daerah Bakal Pakai Bahan Karet
- ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
VIVA – Pemerintah menargetkan bisa mengaspali 380 ribu kilometer jalanan tahun ini di daerah, khususnya di tingkat kecamatan menggunakan bahan baku dari karet. Tujuannya, untuk meningkatkan penyerapan produksi karet dalam negeri, sehingga bisa mendongkrak laju harga karet yang sejak 2018, terus mengalami kemerosoton.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, harga karet khususnya yang bermutu rendah berdasarkan kadar karet kering (K3) pada pekan awal Januari 2019 lalu, sempat menyentuh kisaran Rp6.000 per kilogramnya, hingga mampu dari posisi terendahnya di kisaran Rp3.000-4.000 km.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan, dengan diperluasnya penggunaan karet untuk bahan baku aspal itu ke 380 ribu kilometer jalanan di tingkat kecamatan, ditargetkan penyerapan bahan baku karet dalam negeri bisa naik tujuh persen di 2019.
"Yang di pusat, kan sudah jalan. Dari teman-teman PU, kan sudah memanfaatkan aspal karet. Nah, kami akan perluas lagi rapatnya untuk pemerintah daerah. Ya, pemerintah di dorong untuk menggunakan aspal karet," katanya, usai rapat koordinasi karet di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Senin 21 Januari 2019.
Sepanjang 2019, pemerintah menargetkan penyerapan karet untuk bahan baku aspal sebanyak 2.542 ton dengan anggaran senilai Rp20 miliar dan dilimpahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Adapun total produksi karet tiap tahunnya adalah sebesar 3,2 juta ton, dengan rincian 0,6 juta ton untuk penyerapan domestik sisanya untuk di ekspor.
"(Serapan karet untuk 380 ribu kilometer) itu tujuh persen dari produksi aspal itu. Tahun ini harus terlaksana," tegasnya.
Penggunaan aspal karet untuk pengaspalan jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi, termasuk di Provinsi Sumsel. Kelebihan campuran aspal karet alam, yakni meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.
Pada 2018-2019, Kementerian PUPR melaksanakan preservasi Jalan Muara Beliti-Tebing Tinggi-Lahat sepanjang 125 kilometer dengan anggaran sebesar Rp30,55 miliar. Dari total panjang tersebut, terdapat 5,3 km yang menggunakan aspal karet dengan ketebalan empat sentimeter.
Sebelumnya, uji coba penggunaan aspal karet telah dilakukan pada pelapisan ulang jalan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, dengan kandungan karet alam sebesar tujuh persen. Dalam satu ton campuran aspal panas, dapat dimanfaatkan kurang lebih sebanyak 4,2 kilogram karet alam. (asp)