Bertemu Menteri Hanif, Iwapi Harap Bunga KUR Turun Jadi 2,5 Persen
- Zahrul Darmawan/VIVA.co.id
VIVA – Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia atau Iwapi, Nita Yudi menyebutkan, daya saing kaum perempuan sebagai pelaku usaha mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Kondisi ini, dinilai akan semakin berkembang jika ditunjang dengan penekanan suku bunga pada Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Hal itu diungkapkan Nita saat menghadiri pagelaran produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM Iwapi, di kawasan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat pada Jumat 18 Januari 2019. Selain soal suku bunga, kata Nita, tantangan lainnya agar perempuan Indonesia dapat bersaing dan berkembang adalah perubahan paradigma.
“Di daerah itu masih banyak yang menganut kultur patriarki, kalau perempuan itu hanya bisa di rumah. Kita harus tahu bahwa perempuan itu berhak jadi pengusaha dan perempuan tidak hanya di rumah,” katanya.
Terkait hal itu, ujar Nita, Iwapi pun turun langsung ke masyarakat dengan konsep road show. Salah satunya hadir di wilayah Depok. Iwapi pun diungkapkannya, berdiri sejak 1975 dan telah memiliki anggota dari 40 ribu perempuan pengusaha.
Sebanyak 85 persen di antaranya adalah pelaku mikro besar. Sementara itu, 12 persen mikro menengah dan sisanya pelaku usaha kecil.
Saat ini, kata Nita, suku bunga KUR telah mencapai sekira 7 persen dari angka sebelumnya yang mencapai 21 persen. Namun, hal itu juga masih dirasa berat jika dibandingkan dengan negara tetangga.
“Di Thailand itu perempuan dapat support dari pemerintahnya, dikasih bunga 2,5 persen per tahun. Kami berharap pemerintah kita juga bisa turunkan lagi,” ujarnya.
Nita mengatakan, program road show ini juga untuk mengembangkan usaha para pelaku UMKM dengan basis digital atau online.
Di tempat yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengungkapkan, pemerintah telah menentukan sejumlah skema bantuan bagi UMKM. Salah satunya dengan bunga kredit usaha rakyat yang diturunkan terus-menerus oleh Presiden Joko Widodo.
“Jenis bantuannya pun macam-macam angkanya, ada yang sampai Rp500 juta, Rp25 juta, terendah ada sampai Rp10 juta,” kata Hanif dalam kunjungannya tersebut.
Kemudian, lanjut Hanif, pemerintah juga telah memfasilitasi penurunan pajak dari 1 persen ke 0,5 persen, serta peningkatan fasilitas dan peningkatan keahlian.
“Pemerintah juga telah memberikan bantuan teknologi tepat guna dan membuka diri untuk kerja sama dalam kelompok di masyarakat seperti Iwapi ini akan kita sama-sama berdayakan dan mendorong produktivitas,” katanya. (art)