Pertamina Pede Produksi Migas 2019 Mampu Kurangi Defisit Dagang RI
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA – PT Pertamina menargetkan produksi minyak dan gas pada 2019, sebesar 922 ribu barel setara minyak per hari atau boepd. Angka itu merupakan kombinasi dari produksi minyak sebesar 414 ribu barel minyak per hari dan gas 2.944 juta kaki kubik per hari atau mmscfd.
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu mengatakan, pihaknya yakin produksi migas tersebut mampu mengurangi defisit neraca perdagangan yang dialami Indonesia. Hanya saja, untuk hitung-hitungannya, ia mengaku belum bisa membeberkannya.
"Saya enggak punya angkanya, saya harus konsultasi dulu dengan Direktur Keuangan. Tapi apakah bisa mengurangi (defisit neraca dagang) yes, bisa mengurangi," kata Dharmawan ditemui di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.
Ia mengatakan, pihaknya terus berupaya menekan impor minyak pada tahun ini. Upaya yang dilakukan, yaitu melalui optimalisasi lapangan eksisting, pemboran baru secara masif hingga eksplorasi lapangan migas baru.
"Upaya mengurangi impor pertama harus bisa deliver komitmen produksi minyak dari lapangan eksisting," katanya.
Tak hanya itu, beberapa blok migas yang dikelola oleh Pertamina di luar negeri, produksinya juga akan dibawa ke dalam negeri untuk diolah di Kilang Pertamina.
Setidaknya, anak usaha Pertamina, PT Pertamina Internasional EP (PIEP) juga mengelola atau menjadi mitra di blok migas seperti di Irak, Algeria, Malaysia, Prancis hingga Nigeria.
"Kita tahu bahwa lapangan-lapangan yang Pertamina Internasional EP maksimum, minyaknya dibawa ke Indonesia, dipakai di kilang Indonesia, impor minyak sendiri," katanya. (asp)