Kementan Beberkan Kendala untuk Tingkatkan Produksi Kedelai Nasional
- Pixabay/Zhekalee
VIVA – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih kerap menghadapi sejumlah kendala, dalam upaya meningkatkan produksi kedelai nasional.
Salah satu kendala adalah minimnya lahan pertanian kedelai di dalam negeri, sehingga Indonesia masih kerap dibanjiri kedelai impor asal Amerika Serikat, yang di sana memiliki luas lahan sekitar 30 juta hektare pertanian kedelai.
"Kita ini kalau bisa mencapai setengah juta (hektare) saja, itu kita sudah bisa swasembada. Masalahnya lahan kita untuk kedelai yang sesuai itu hingga saat ini masih sangat terbatas," kata Gatot di kantornya, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat 11 Januari 2019.
Gatot pun menjelaskan apa saja kriteria lahan yang sesuai untuk menanam kedelai tersebut. "Lahan yang cocok untuk kedelai biasanya PH-nya netral, kemudian dia mempunyai kedalaman minimal 20 sentimeter," kata Gatot.
Selain itu, dalam upaya penambahan jumlah lahan untuk penanaman kedelai, Gatot menjelaskan bahwa untuk di daerah luar Pulau Jawa biasanya membutuhkan penanganan khusus terhadap bidang tanah yang akan digarap.
"Biasanya daerah-daerah yang di luar Jawa itu tanahnya masam. Sehingga butuh dinetralkan PH-nya. Nah itu kan akan menambah input," ujar Gatot.
Masalah lain yang juga dihadapi pemerintah dan Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan produksi kedelai nasional, adalah banyaknya jenis hama yang biasanya menyerang tanaman tersebut.
Untuk itu, upaya para petani kedelai dalam memaksimalkan kualitas produksinya pun harus turut menambah biaya produksi, demi menghadapi ancaman hama bagi tanaman kedelai tersebut.
"Tantangan berikutnya adalah masalah hama. Tanaman kedelai itu hamanya itu ada sekitar 27 sampai 29 (jenis hama). Sehingga, hal itu akan menambah biaya produksi bagi para petani," ujarnya. (art)