Kinerja Ekspor Non Migas Tak Memuaskan pada 2018, Target 2019 Turun
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, mengungkapkan, ekspor non-migas pada 2018 jauh dari target yang telah dicanangkannya sebesar 11 persen. Realisasi hanya sebesar 7,5 persen hingga pencatatan pada November 2018.
Dia menjelaskan, target itu sulit dicapai lantaran kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian pada 2018 melambat di kisaran 3,7 persen. Hal itu juga membuat daya beli global turun dan menyebabkan volume perdagangan lemah di posisi empat persen.
"Sebenarnya kita tetapkan (target) 11 persen tapi realisasinya 7,5 persen sampai November," kata dia di kantornya, Selasa 10 Januari 2019.
"Jadi memang ada varian lain yang tidak kami perhitungan pada saat itu (penetapan target ekspor non migas) yaitu adalah kondisi global yang terjadi. Itu seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. World Bank bahkan lebih pesimis dari IMF untuk pertumbuhan ekonomi di tahun ini," tuturnya.
Meski begitu, Enggar juga menyebutkan, jika dirinci secara spesifik per negaranya, pertumbuhan ekspor non-migas mengalami peningkatan. Untuk negara tujuan ekspor utama, seperti China dikatakannya meningkat 18,5 persen dibanding 2017, Amerika Serikat 3,0 persen, dan Jepang 14,6 persen.
Begitu juga untuk negara-negara non-tradisional atau yang bukan negara mitra dagang utama dikatakannya juga meningkat. Misalnya, Bangladesh tumbuh 15,9 persen dibanding 2017, Turki tumbuh 10,4 persen, dan Myanmar 17,3 persen.
"Sejak awal Bapak Presiden instruksikan ke saya buka pasar baru yang non-tradisional. Kalau kita hanya mengacu ke pasar tradisional, kita bisa bayangkan kalau ekonomi global seperti ini bagaimana. Maka ini kan menopang," tutur dia.
Karena itu, dia menegaskan, pada 2019 target ekspor non-migas diturunkan menjadi 7,5 persen dengan perkiraan tantangan ekonomi global yang bakal terjadi seperti pada 2018. "Artinya tantangan 2019, harus lebih baik lagi," ujarnya. (art)